Multitasking. Mitos atau Fakta?

Munirah | Sefdha P
Multitasking. Mitos atau Fakta?
Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)

Kerja ganda atau lebih dikenal dengan sebutan multitasking sudah menjadi hal lumrah yang dilakukan masyarakat saat ini. Perkembangan zaman semakin berkembang pesat. Kamu seakan dituntut untuk cepat dan gesit menyelesaikan pekerjaan. Karena waktu seakan menjadi barang yang berharga dan mahal. Hal ini terjadi karena sebuah anggapan bahwa kita harus bisa melakuakan dua pekerjaan secara bersamaan.

Banyak sekali orang berlatih menjadi manusia yang multitasking. Dilansir  dari Pijarpsikologi.org terhadap penelitian terbaru Universitas of Sussex menemukan bahwa individu yang kerap menggunakan dua atau lebih gadget dalam satu waktu seperti chatting sambil menonton tv memiliki ketebalan otak yang lebih ringan, terutama di bagian anterior cingulate cortex. Ini merupakan bagian penting untuk mengontrol empati dan emosi. sehingga multitasking dikatakan bisa merusak otak.

Tak hanya itu, perpindahan perhatian dari satu hal ke hal lain bisa menyebabkan penurunan memori. Hal ini terjadi karena kita tidak bisa melihat secara detail informasi saat proses atensi atau perhatian.Kita terus tertuju untuk kecapatan berpindah-pindah ke kegiatan lain dalam waktu bersamaan untuk menyelesaikan suatu pekerja dalam satu waktu.

Namun belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa individu yang sering melakukan multitasking akan memiliki kapasitas kognitif yang baik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak