Vagina seorang wanita mempunyai bau yang kerap berubah dari waktu ke waktu. Saat wanita dalam siklus menstruasi misalnya, maka akan muncul bau logam selama beberapa hari. Kemudian, hubungan seksual juga dapat berpengaruh terhadap bau vagina secara sementara. Sementara itu, aroma vagina yang sehat dapat digambarkan sebagai musky atau meaty.
Sebenarnya, vagina mempunyai kelebihan dapat membersihkan dirinya sendiri secara alami. Nilai pH yang terjaga dengan sendirinya menghindari vagina dari bakteri yang tidak sehat. Akan tetapi, kamu perlu waspada apabila mencium perbedaan bau yang kuat pada area organ vitalmu ini, boleh jadi hal ini menunjukkan adanya gangguan kesehatan. Mengutip dari laman Halodoc, berikut ini beberapa macam bau vagina sekaligus tanda yang terjadi pada kesehatanmu:
1. Fermentasi
Jika vagina kamu berbau tajam atau menyengat seperti fermentasi, jangan langsung panik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh karena bakteri yang bekerja pada makanan berfermentasi itu sama dengan bakteri yang terdapat pada vagina yakni Lactobacilli. Kondisi ini menandakan bahwa vaginamu sehat.
2. Tembaga
Bau tembaga yang terdapat pada vagina juga bukan hal yang perlu untuk dikhawatirkan karena jarang menjadi tanda kondisi yang serius. Bau logam seperti tembaga ini bisa jadi karena kamu sedang dalam siklus menstruasi sehingga aroma tembaga berasal dari darah menstruasi. Selain itu, seks yang membuat adanya pendarahan ringan juga dapat memicu aroma tembaga ini. Hal ini dapat terjadi karena vagina kering atau justru seks yang terlalu kuat karena terlampau bersemangat sehingga mengakibatkan goresan atau luka pada organ intim.
3. Manis
Vagina dapat beraroma manis layaknya tebu. Kondisi ini adalah hal yang normal. Aroma manis tidak lain disebabkan oleh bakteri.
4. Beraroma Kimiawi
Bau kimiawi pada vagina dapat disebabkan karena urine. Kandungan produk sampingan urine berupa amonia disebut urea. Tetesan urine yang terdapat pada pakaian dalam atau di sekitar vulva dapat memicu bau kimiawi. Perlu dicatat bahwa urine dengan aroma amonia yang kuat menjadi tanda seseorang dehidrasi. Selain itu, bau kimiawi juga dapat disebabkan oleh bakteri vaginosis. Bakteri vaginosis merupakan infeksi yang umum terjadi pada organ intim wanita. Beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh wanita diantaranya bau busuk atau amis pada vagina, keputihan berwarna abu-abu, putih, atau hijau, vagina terasa gatal, hingga sensasi terbakar ketika buang air kecil.
5. Bau Menyengat
Aroma menyengat pada vagina dapat dikarenakan pengaruh stres emosional. Tubuh memiliki dua jenis kelenjar keringat yaitu ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin berfungsi untuk menghasilkan keringat agar suhu tubuh terjaga, sedangkan kelenjar apikrin merespon emosi. Kelenjar apokrin terletak di ketiak dan selangkangan. Ketika seseorang sedang stres atau cemas, maka kelenjar apokrin akan menghasilkan cairan seperti susu. Cairan tersebut sebenarnya tidak bau. Akan tetapi, apabila cairan tersebut mengenai bakteri vagina di bagian vulva yang banyak sekali, maka dapat menimbulkan bau yang menyengat.
Itulah beberapa aroma pada vagina yang kerap dijumpai pada wanita. Selagi tidak ada tanda lain yang mengiringi seperti rasa gatal-gatal, sensasi terbakar, atau keputihan yang berwarna tidak wajar, maka kondisi tersebut tidak perlu dirisaukan.