5 Fakta Unik R.A. Kartini yang Jarang Diketahui

Munirah | Made Dinda Y S
5 Fakta Unik R.A. Kartini yang Jarang Diketahui
R.A. Kartini dan suaminya. (Historia.id)

Raden Adjeng Kartini atau R.A. Kartini adalah pelopor kebangkitan perempuan Pribumi-Nusantara yang lahir pada 21 April 1879 silam. Oleh karena jasa-jasanya selama ini, setiap tanggal 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini.

Selama ini, R.A. Kartini dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan emansipasi wanita di nusantara. Namun, tidak banyak yang mengetahui beberapa fakta unik yang dimiliki oleh perempuan kelahiran Jepara tersebut. Apa saja? Simak di artikel berikut yuk!

1. Pandai berbahasa Belanda

Meskipun pada zamannya ia sulit mendapat kesempatan untuk bersekolah, hal itu tidak membuat keinginan belajarnya surut. Kartini mengembangkan kemampuan dengan belajar baca tulis bersama teman-teman perempuannya.

Oleh karena ia tekun dan ulet dalam membaca buku dan menulis surat, ia menjadi pandai berbahasa Belanda. Ini dibuktikan dengan surat-surat R.A. Kartini yang dikirim untuk sahabat penanya banyak menggunakan bahasa Belanda.

Sampai pada akhirya, surat-surat R.A. Kartini dikumpulkan dan dibuat menjadi sebuah buku yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.

2. Menentang feodalisme

R.A. Kartini adalah perempuan keturunan bangsawan yang mendapatkan darah biru dari ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan Bupati Jepara pada saat itu. Ibu kandung R.A. Kartini bernama Ngasirah, yang dijadikan sebagai selir sebab berasal dari rakyat jelata.

Kartini menilai perlakuan feodalisme Jawa pada saat itu tidak adil dan juga tidak masuk akal. Oleh sebab itu, ia meninggalkan kebiasaan feodalisme yang sudah dijalankan berpuluh-puluh tahun lamanya. Ia menilai bahwa sistem feodalisme memandang perempuan pribumi ada pada status sosial yang rendah.

3. Seorang vegetarian

Siapa sangka R.A. Kartini adalah seorang vegetarian? Hal ini dibuktikan dengan Hal ini dibuktikan dengan surat yang ia kirim kepada sahabatnya, Ny R.M. Abendanon-Mandiri dan suaminya saat ia berusia 23 tahun.

Berikut adalah sebagian kutipan surat yang ia tulis: "Kami sekarang pantang makan daging. Sudah lama kami merencanakan itu, dan bahkan beberapa tahun saya hanya makan tanaman saja, tetapi tidak punya cukup keberanian susila untuk bertahan. Saya masih muda sekali, masih berusia 14, 15 tahun." (kami menunjuk pada Kartini dan adik adiknya). "Vegetarisme itu doa tanpa kata kepada Yang Maha Tinggi."

4. Memiliki suami yang mendukung

Walau sudah menikah dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat, perjuangan Kartini dalam memajukan perempuan pribumi tidak pernah berhenti. Bahkan, suaminya selalu mendukung langkah dan cita-cita Kartini.

Atas dukungan suaminya, ia mendirikan sekolah Kartini pada tahun 1912 di Semarang. Pendirian sekolah wanita tersebut berlanjut di daerah lain, seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, hingga Cirebon.

5. Meninggal di usia muda

Sayangnya, perjuangan R.A. Kartini harus berhenti di usianya yang masih terbilang muda, yakni 25 tahun. R.A. Kartini meninggal beberapa hari setelah melahirkan karena sakit yang dideritanya. Ia dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Kartini meninggal dunia dengan bahagia seperti yang tertulis pada suratnya untuk Nyonya Abendanon: “Walaupun saya tidak beruntung sampai ke ujung jalan itu, walaupun saya akan patah di tengah jalan, saya akan mati dengan bahagia. Jalan sudah terbuka dan saya telah turut merintis jalan yang menuju kebebasan dan kemerdekaan perempuan Bumiputra.”

Sangat menginspirasi bukan? Meskipun sudah tiada, ajaran dan perjuangan R.A. Kartini tentu sangat memberi pengaruh besar hingga detik ini pada seluruh perempuan di Indonesia. Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan hebat di Tanah Air!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak