India Tunda Kesepakatan Ekspor Gula karena Harga Domestik Meningkat

Hernawan | Zidan Patrio
India Tunda Kesepakatan Ekspor Gula karena Harga Domestik Meningkat
Ilustrasi gula. (Freepik.com/jcomp)

Pabrik-pabrik di India menunda penandatanganan kesepakatan ekspor gula pada musim mendatang karena harga domestik naik ke level tertinggi sejak 4 tahun terakhir, laporan Reuters (20/9/2021).

Hal ini dilakukan oleh pihak-pihak terkait karena kesenjangan harga lokal dan harga global yang sangat berbeda jauh.

"Pabrik tidak menandatangani kontrak ekspor, karena mereka mendapatkan harga yang jauh lebih tinggi di pasar lokal," kata Prakash Naiknavare, direktur pelaksana National Federation of Cooperative Sugar Factories Ltd. yang dilansir dari Reuters.

Berharap dapat mendongkrak harga global

Kuantitas pengiriman yang rendah dari India diharapkan dapat mendongkrak harga global. Pasalnya, pasokan dari produsen utama yaitu Brasil, diperkirakan pada musim ini akan mengalami penurunan sehingga negara-negara akan lebih mengandalkan India dalam mengatasi kekurangan pasokan gula tersebut.

Pada musim ini sendiri, India berhasil mencetak rekor tinggi dalam jumlah ekspor gula. India berhasil mengirimkan sekitar 7,5 juta ton gula. India melampaui target ekspor gula 6 juta ton dengan subsidi pemerintah. Pabrik penggilingan mengekspor tambahan 12 lakh ton tanpa subsidi karena realisasi ekspor meningkat. Hal ini mendorong pemerintah pusat untuk menyarankan pabrik gula untuk meningkatkan ekspor pada musim depan tanpa subsidi.

Tidak tertarik mengekspor gula dengan harga diskon

Menyadur dari The Economic Times, pabrik-pabrik gula di india sebelumnya telah menandatangani kontrak sebesar 1,2 juta ton gula dengan pabrik Uttar Pradesh dan sisanya untuk pabrik di Maharashtra dan Karnataka untuk musim depan. Namun saat harga meningkat, beberapa kontrak ditunda untuk sementara.

Harga lokal telah naik 13% dalam dua bulan menjadi 36.900 rupee (500,39 Dolar AS) per ton, tertinggi sejak November 2017 setelah ekspor melonjak pada tahun berjalan dan ekonomi pulih dari krisis COVID-19.

Pabrik-pabrik India menjadi tak bergairah untuk melakukan ekspor disamping karena harga lokal yang melonjak, subsidi ekspor juga telah dihentikan oleh pemerintah India untuk musim depan.

"Pabrik sedang menunggu harga global pulih dan pihak Uttar Pradesh mengumumkan harga tebunya," kata dealer, dikutip dari Reuters.

Menunggu pergerakan harga hingga Oktober

Broker gula yang berbasis di Maharashtra, Abhijit Ghorpade, mengatakan bahwa pabrik di negara bagian itu masih menunggu waktu yang tepat untuk mengekspor gula ke luar. 

"Karena harga domestik telah membaik memberikan pengembalian yang lebih baik daripada realisasi ekspor, pabrik penggilingan lebih suka menunggu hingga Oktober untuk mendapatkan kejelasan tentang stok global dan perkiraan pergerakan harga," kata Ghorpade, disadur dari The Economic Times.

Harga gula mentah global perlu naik di atas 21 sen per pon untuk membuat ekspor dari India layak, atau pemerintah perlu sekali lagi mewajibkan pabrik untuk mengekspor sejumlah produksi mereka, kata seorang pedagang yang berbasis di New Delhi.

Naiknavare mengatakan bahwa meskipun terjadi perlambatan saat ini, India dapat mengekspor lebih dari 5 juta ton di musim depan.

"Dalam beberapa bulan mendatang harga global akan naik karena ekspor yang lebih rendah dari India, sementara harga lokal akan terkoreksi dengan pasokan musim baru. Ini akan membuat ekspor layak," katanya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak