Smart Talks Finansialku x IFG Life: Jawaban Kegalauan Gen Z Pilih Beli Kopi atau Bayar Asuransi

Hernawan | Tim Yoursay
Smart Talks Finansialku x IFG Life: Jawaban Kegalauan Gen Z Pilih Beli Kopi atau Bayar Asuransi
Kelas Finansialku (Ist)

Finansialku bersama IFG Life mengadakan acara Smart Talks dengan topik “Kegalauan Anak Gen Z: Pilih Beli Kopi 80rb atau Bayar Asuransi 49rb?”, Jumat (19/5/2023).

Smart Talks kali ini digelar untuk memberikan respons terhadap fenomena Gen Z yang terkadang memiliki gaya hidup tidak seimbang, akibat dari 'ikut-ikutan' atau terpengaruh oleh lingkungan sosial.

Berangkat dari masalah itu, Finansialku mencetuskan acara agar Gen Z tidak salah langkah, di tengah arus informasi yang kian masif. Hingga pada akhirnya,  IFG Life dengan Finansialku berkolaborasi mengadakan Smart Talks dengan topik “Kegalauan Anak Gen-Z: Pilih Beli Kopi 80rb atau Bayar Asuransi 49rb?”.

Menuai atensi tinggi, Smart Talks kali ini dihadiri oleh 218 peserta. Adapun tujuan acara kali ini yakni menanamkan mindset sekaligus berbagi pengetahuan dan tips yang tepat dalam mengelola keuangan pribadi, khususnya tentang proteksi.

Untuk berbagi pengetahuan, dihadirkan narasumber yang tak main-main. Hadir sebagai pembicara yakni Dowi Benedict Teng FSA (Chief Marketing Officer IFG Life) dan Rizqi Syam, CFP® (Financial Planner Finansialku.com), yang membahas mengenai kesulitan Gen-Z dalam mengelola keuangan dan dampaknya. 

Menurut riset yang ada, Gen-Z masih minim literasi keuangan. Gen-Z ini lebih cenderung untuk mencari informasi tentang keuangan melalui internet daripada konseling keuangan. Hal itu bukannya memperbaiki kondisi finansialnya, malah membuat mereka semakin boros.

Untuk dapat memiliki keterampilan dalam mengelola uang secara efektif, membentuk anggaran yang baik, mengendalikan tabungan dan pinjaman, bahkan investasi memerlukan  financial literacy atau literasi keuangan, ini merupakan ilmu keuangan yang paling penting untuk dapat mengelola keuangan pribadi.

Selain itu, Gen Z merupakan generasi yang challenging. Generasi ini terlalu banyak mendapatkan informasi yang sudah mereka pahami dan mereka serap, sehingga memungkinkan terjadinya salah langkah karena ilmu yang mereka serap dari sosial media seperti Instagram, Tiktok, Twitter, dan lainnya ternyata tidak dapat terbukti kebenaran nya.

Rizqi Syam selaku perencana keuangan Finansialku.com pun menjelaskan bahwa penting literasi keuangan untuk mengenali diri kita sendiri.

“Dari sisi keuangan gunanya kita mempelajari ilmu literasi keuangan sebenarnya untuk mengenali diri kita sendiri, karena setiap individu itu berbeda-beda latar belakangnya," ujarnya.

Seperti kita ketahui, latar belakang setiap orang berbeda-beda, sehingga dengan mengenal diri sendiri akan menjadi lebih memahami kebutuhan, serta hal yang harus kita prioritaskan. Dimana hal ini dapat membantu kita dalam mengelola keuangan, contoh dalam hal pengeluaran atau tabungan.

Adapun Dowi Benedict menjelaskan bahwa mempunyai finansial yang baik juga harus didampingi dengan intelektual, agar kedepannya di kehidupan bekerja, sebagai orang yang mempunyai literasi keuangan dapat bisa jauh lebih bijak dalam mengambil keputusan keuangan.

“financial literacy atau literasi keuangan itu ilmu keuangan yang paling penting karena saya rasa kita semua tidak ada yang mau tertipu, kita kerja capek-capek usaha ini itu, atau mungkin dapat duit jajan dari orang tua, di mana di sini kita berusaha mengumpulkan uang itu, kalau misalnya kita financial literasi nya kurang menurut saya itu sama saja seperti menyabotase diri kita sendiri," kata Dowi.

Melalui acara ini, harapannya dapat menjadi pengingat sekaligus menjadi langkah awal bagi Gen-Z untuk mulai memikirkan pengelolaan keuangan nya dengan lebih bijak.

Selain itu, Finansialku juga senantiasa untuk terus berkomitmen dalam meningkatkan literasi keuangan di semua generasi guna membantu masyarakat Indonesia dalam pengelolaan keuangan yang bijak.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak