Acara jambore bertajuk ‘World Scout Jamboree in Saemangeum,’ baru-baru ini menjadi bahan ejekan hingga ke luar negeri karena manajemen yang buruk.
25th World Scout Jamboree rencananya akan digelar mulai tanggal 1-12 Agustus 2023 di Saemangeum, Jeolla Utara, Korea Selatan. Terdapat 43.000 pemuda dari 158 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Jambore yang telah dipersiapkan sejak 6 tahun lalu dan memiliki dana cukup besar tersebut dinilai menghancurkan citra Hallyu dan K-pride.
Sejak hari Rabu (3/8/2023), kritik mulai muncul akibat kurangnya fasilitas yang disediakan. Kemudian gelombang panas yang tinggi di Korea Selatan turut menyebabkan kekhawatiran.
Kondisi lapangan yang becek akibat banjir sebelumnya, tidak ada tumbuhan tinggi untuk mengurangi panas, dan makanan yang tidak layak menjadi keluhan dalam acara tersebut.
Sedikitnya tempat sampah yang disediakan dan kamar mandi yang kotor pun turut menjadi alasan mengapa 25th World Scout Jambore ini mendapatkan kritikan.
Salah satu media besar di Inggris, The Daily Telegraph, mengkritik acara Jambore yang seharusnya menjadi momen yang sangat menyenangkan, malah terjadi sebaliknya.
Para pengguna media sosial pun tidak sedikit yang mengkritik dan mengaku kasihan kepada para peserta.
Tidak sedikit pula orang tua dari luar negeri yang mengamuk akibat pengalaman yang buruk yang dirasakan oleh sang anak.
BACA JUGA: Belasan Orang Terluka Akibat Penikaman dan Penabrakan Acak Pejalan Kaki oleh Pria di Korea Selatan
Salah satu orang tua dari Inggris yang mendapat kabar dari anaknya mengatakan jika tempat tinggal mereka penuh dengan nyamuk, kamar mandi kotor, dan tidak memiliki cukup makanan.
Kondisi World Scout Jamboree in Saemangeum di Korea Selatan
Walaupun tidak menyebutkan secara tepat berapa banyak, penyelenggara Jambore Saemangeum menyatakan ada lebih dari 108 anggota pramuka yang mengalami penyakit panas di hari Rabu.
Tidak adanya naungan alami untuk melindungi mereka dari terik matahari, serta lembapnya lokasi karena tanah berlumpur membuat suasana menjadi sangat tidak nyaman.
Akibatnya, Choi Chang Haeng, sekretaris jenderal Komite Jambore, menyarankan untuk membatalkan acara K-pop yang rencananya akan digelar selama upacara pembukaan.
Sebagai solusi, pihak Kementerian mengumumkan akan memberikan dana sebesar 3 miliar won ($2,3 juta) sebagai anggaran keselamatan bencana.
Panitia Jambore juga berencana untuk menambah jumlah petugas sekitar 30 dokter dan 60 perawat untuk menangani masalah di lapangan.
Bertujuan untuk mempromosikan budaya dan lingkungan alam Korea yang luar biasa kepada dunia, acara ini malah dinilai merusak Korean Wave dan K-pride karena manajemen yang buruk.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS