Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway, yang dipersembahkan oleh iForte dan BCA, sukses digelar pada 17 dan 18 Agustus 2024 di JIEXPO Theatre Kemayoran. Pertunjukan ini berhasil memukau sekitar 9.800 penonton selama dua hari, dengan dua sesi pertunjukan setiap hari pada pukul 13.30 dan 18.30 WIB.
Pada hari kedua, Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway, yang menampilkan kemegahan dan keunikan budaya Indonesia dari Sabang hingga Merauke, ditutup dengan meninggalkan kenangan indah dan rasa bangga yang membekas di hati para penonton.
Berbagai keunikan seni budaya digelar dengan ciri khas Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway yang terpampang di seluruh area JIEXPO Theater Kemayoran.
Dimulai dari area paling depan sebelum memasuki lantai 1, pengunjung disambut oleh beragam spot foto yang dikemas secara unik dan kreatif, seperti Mural Wall iForte dan Poster Wall yang memajang seluruh poster Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2024. Nusantara Gate dipasang seolah menyambut pengunjung untuk berkelana menikmati kekayaan Indonesia.
Kemudian di lantai 1, terdapat area Dance Hall of Fame yang memajang seluruh photo para penari pendukung pagelaran dengan penuh warna, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berkenalan dengan semua seniman tari yang terlibat.
Selain itu, terdapat lukisan dari "Taman Becik Pisan" karya I Made Agus Saputra, yang dijadikan latar belakang foto instan bagi pengunjung. Lukisan ini adalah contoh sempurna seni kontemporer Bali yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan interpretasi modern yang kritis. Karya ini tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya Bali, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan pengaruh lokal dan internasional yang membentuk identitas visual dan sosial pulau tersebut.
Tak berhenti sampai disitu, pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai instalasi seni dari seniman-seniman terkemuka tanah air. Beberapa karya yang ditampilkan antara lain “Dive into Blue” gaun-gaun indah ini merupakan hasil kolaborasi dari Sebastian Gunawan dan Atreyu Moniaga yang khusus dibuat untuk Pagelaran Sabang Merauke.
Karya ini tidak hanya menampilkan sinergi antara haute couture dan seni visual, tetapi juga menghormati kontribusi seniman lokal di berbagai disiplin, termasuk tari, tekstil, dan seni visual.
Kadek Dwi Dermawan dan Darmika Solar menampilkan cerminan budaya dari 3 Pulau Nusantara, yaitu Bali, Jawa dan Papua, dan dituangkan dalam karya yang diberi nama “Nusantara Float Series” yang bernuansa gaya kontemporer dan kekinian namun tetap mengakar pada tradisi nusantara yang terinspirasi dari gaya lampion terbang nebuta asal Jepang dan seni Ogoh-Ogoh asal Bali.
Dalam seri instalasi “Connectivity in Bloom” karya .this/PLAY, iForte ingin mengangkat akulturasi antara alam Indonesia dan kehidupan kontemporer kita.
Di sudut lain, instalasi “Radiate a Light” merupakan gagasan visual yang menyimbolkan tata cara ragam tradisi Indonesia dalam berkomunikasi -utamanya dengan leluhur dan Maha Pencipta yang dalam dunia nyata direalisasikan dalam bentuk Pura, Candi, dan lainnya.
iForte juga berkolaborasi dengan seniman media baru Jeffi Manzani untuk mempersembahkan “NOC\\turne”, sebuah instalasi media campuran yang memukau yang menggambarkan proyeksi visual digital berbasis data dengan limbah telekomunikasi industri, termasuk kabel serat optik, tiang telepon, dan kotak kabel. NOC sendiri merupakan singkatan dari Network Operation Center Protelindo dan iForte.
Tak hanya instalasi seni dan budaya, Cultural Fair hadir di setiap lantai, menawarkan pengalaman yang kaya akan budaya dan tradisi. Mulai dari UMKM Festival, Desa Binaan Bakti BCA dan Live Music, pengunjung diajak untuk merasakan kekayaan budaya nusantara dalam berbagai bentuk.
Di UMKM Festival para pengunjung dapat menikmati beragam jajanan tradisional khas Indonesia dari 42 outlet makanan dan minuman, serta 27 outlet yang menawarkan berbagai produk lokal diluar makanan dan minuman, yang tersebar di seluruh area venue dari lantai 3 hingga lantai 7.
Tidak kalah menarik, Desa Binaan Bakti BCA yang berada di lantai 3 juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat langsung hasil karya masyarakat dari desa-desa binaan, mulai dari kerajinan tangan hingga produk-produk inovatif lokal. Hal ini menjadi momen berharga untuk mengenal lebih dekat kreativitas dan usaha masyarakat pedesaan dalam mempertahankan kearifan lokal.
Di sisi lain, suasana semakin semarak dengan penampilan Live Music yang disuguhkan di dua panggung utama, “Sabang” dan “Merauke.” Band-band lokal seperti Jogja Hip Hop Foundation, Irama Pantai Selatan, Manshur Angklung, dan Kamus Band tampil memukau, membawakan musik yang menggabungkan unsur modern dan tradisional.
Apresiasi seni budaya dan rasa bangga serta cinta terhadap warisan budaya juga tercermin dari padu padan busana yang dikenakan oleh para pengunjung yang hadir, mulai dari kain tenun, pakaian adat hingga batik menambah kehangatan dan keunikan suasana di acara ini.
Suasana penuh antusias dan semangat nusantara yang telah terbentuk sejak awal acara, terasa semakin kuat segera saat pertunjukan dimulai. Setiap elemen, mulai dari musik, tari, hingga penceritaan, berhasil membawa penonton dalam sebuah perjalanan budaya yang mengesankan.
Sama seperti hari pertama, pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke ‘The Indonesian Broadway’ dibawakan secara spektakuler oleh 325 seniman musik dan tari, tetapi di pertunjukan terakhir, yaitu pertunjukan ke-4, iForte memberikan kejutan penuh haru di momen Alsant Nababan membawakan lagu “Sio Mama” dari Maluku. Saat lagu yang penuh makna itu mengalun, secara tak terduga ibunda dari Alsant hadir langsung menghampiri panggung untuk memeluk anaknya. Momen penuh haru ini menyentuh hati penonton dan menciptakan kenangan indah yang akan terus diingat dari pagelaran ini.
Ferdinandus Aming Santoso, CEO & President Director iForte & Protelindo Group, menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada seluruh penonton atas antusiasme yang luar biasa selama dua hari pagelaran. "Kami sangat berterima kasih kepada seluruh penonton yang telah hadir dan menikmati Pagelaran Sabang Merauke. Pertunjukan tahun ini sudah usai, tetapi kami berkomitmen akan terus mempersiapkan untuk pertunjukan di tahun berikutnya. Acara ini adalah wujud apresiasi kami terhadap kekayaan budaya Indonesia, dan kami senang sekali melihat semangat kebhinekaan yang ditunjukkan oleh semua yang terlibat," ujar Aming.
Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2024 telah berhasil meninggalkan kenangan dan rasa bangga yang mendalam di hati penonton, dimana seni, budaya, dan semangat persatuan Indonesia disajikan dalam suatu pertunjukan kolosal yang spektakuler dan bertepatan dengan Dirgahayu Indonesia yang ke-79.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.