Dunia maya saat ini tengah menyoroti seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Belanda, Esther Ouwehand, yang mengenakan baju bermotif semangka di ruang parlemen.
Melalui unggahan video di akun Instagram rmol.id pada Sabtu (20/9/2025), Ouwehand diminta Ketua DPR Belanda Martin Bosma untuk mengganti blouse yang ia kenakan. Awalnya, Ouwehand tampil dengan blouse berwarna merah, hijau, putih, dan hitam yang menyerupai bendera Palestina.
Bosma kemudian meminta agar Ouwehand mengganti pakaiannya dengan alasan gedung parlemen bersifat netral dan tidak boleh ada simbol politik yang ditampilkan melalui busana.
“Saya merasa keberatan Anda berdiri di mimbar ini sekarang,” ujar Bosma dalam video.
Ouwehand menolak permintaan tersebut dengan tegas. Menurutnya, tidak ada aturan yang melarang anggota parlemen mengenakan pakaian dengan kombinasi warna tertentu.
“Saya sudah membaca aturan tata tertib, dan tidak saya temukan larangan bahwa seseorang tidak boleh memakai kombinasi merah, hijau, putih, dan hitam hari ini,” ujarnya.
Bosma kemudian menegaskan bahwa meski tidak tertulis, ada kebiasaan di parlemen Belanda untuk menjaga netralitas, termasuk dalam pemilihan pakaian pejabat. Ia bahkan mengancam akan mencabut kesempatan Ouwehand berbicara apabila ia tidak mengganti pakaiannya.
“Saya akan sangat menghargai jika Anda mengganti pakaian itu dan melanjutkan pidato Anda,” ujar Bosma.
Setelah perdebatan singkat, Ouwehand akhirnya memutuskan untuk mengganti pakaiannya. Namun, alih-alih memilih busana dengan warna netral, ia justru mengenakan kemeja bermotif semangka.
Simbol Semangka, Bentuk Dukungan kepada Palestina

Buah semangka sebagai simbol perjuangan dan identitas Palestina, karena warna-warnanya menyerupai bendera Palestina (merah, hijau, putih, dan hitam).
Semangka juga sering digunakan sebagai pengganti bendera Palestina dalam karya seni dan protes untuk menghindari larangan dari pemerintah Israel.
Keputusan Esther Ouwehand untuk mengganti blouse-nya dengan kemeja bermotif semangka justru semakin memicu perhatian publik. Pasalnya, buah semangka dikenal sebagai simbol solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Melalui unggahan video di akun Instagram rmol.id pada Sabtu (20/9/2025), Ouwehand juga menyampaikan bentuk dukungan dan solidaritasnya kepada rakyat Palestina.
“Terima kasih ketua. Ketua, kami berdiri bersama rakyat Palestina. Dan saya ingin menyampaikannya.” ujar Ouwehand dalam video.
Perdebatan di parlemen Belanda itu pun viral di media sosial. Banyak warganet menilai tindakan Ouwehand sebagai bentuk keberanian untuk menyuarakan solidaritas kepada rakyat Palestina.
Namun, tidak sedikit pula yang menilai tindakannya kurang tepat. Sebagian berpendapat bahwa parlemen seharusnya dijaga sebagai ruang netral tanpa simbol-simbol politik yang terlalu mencolok.
Pada akhirnya, pilihan Esther Ouwehand mengenakan baju bermotif semangka bukan sekadar soal busana, melainkan cara sederhana menyampaikan keberpihakan. Meski menuai pro dan kontra, sikap itu merepresentasikan bahwa simbol kecil pun dapat membawa suara besar tentang kemanusiaan.