Bagi perempuan KWT Sumber Rejeki, memberi makan ayam bukan sekadar rutinitas harian. Dari kedisiplinan, tercipta telur ayam bahagia yang tak hanya bergizi, tapi juga lahir dari cinta dan kesabaran.
Sebagai ketua KWT Sumber Rejeki, Yuli Ningsih Siti Handayani (53) bercerita bahwa ide ternak ayam bahagia bermula dari proses belajar dan evaluasi panjang. Melalui pendampingan Dinas Pertanian dan Universitas Gadjah Mada, ia bersama anggota mendapat pelatihan cara beternak yang lebih sehat dan beretika terhadap hewan.
Menurut Yuli, kunci utama telur ayam bahagia terletak pada kedisiplinan dalam memberi pakan dan menjaga keseimbangan nutrisi. Ayam-ayam dipelihara tanpa kandang sempit, diberi sayur hijau setiap hari, serta bebas bergerak di lingkungan bersih. “Timbangannya harus pas. Kami tidak pernah mengurangi, tapi lebih juga tidak boleh,” tuturnya.
Hasilnya pun terasa. Telur yang dihasilkan memiliki warna kuning oranye pekat, tekstur kesat, dan rasa lebih gurih. “Kata pelanggan, rasanya lebih mantap. Bahkan kafe-kafe sekarang mintanya telur bebas sangkar karena katanya lebih enak,” ujar Yuli sambil tersenyum.
Setiap hari, hanya dua orang yang merawat puluhan ayam di kandang KWT Sumber Rejeki. Yuli Ningsih bersama rekannya menjadi sosok di balik rutinitas memberi makan, mengambil telur, hingga menjaga kebersihan kandang agar ayam tidak stres.
Yuli mengaku, kedekatannya dengan ayam-ayam peliharaannya membuat proses beternak terasa lebih hidup. Ia kerap mengajak ayamnya berbicara saat memberi makan atau mengambil telur. “Kalau ayamnya sudah bertelur, kami bilang terima kasih. Kalau jumlahnya berkurang, kami tanya kenapa,” ujarnya sembari tersenyum.
Hubungan itu, kata Yuli, membuat ayam-ayam lebih tenang dan produktif. Ayam yang sudah mengenali perawatnya tak lagi berlarian ketakutan saat mereka masuk kandang. “Kalau orang asing yang masuk, ayamnya langsung kabur. Tapi kalau kami, dia malah mendekat. Kayak kucing atau anjing yang sudah kenal,” katanya.
Rahasia KWT Sumber Rejeki: Ternak Alami, Telur Bergizi

Dalam menjalankan ternak ayam bahagia, Yuli memilih cara alami tanpa suntikan atau bahan tambahan kimia. Baginya, menjaga ayam tetap sehat berarti mengembalikan hewan pada habitat alaminya, bukan mengekang di ruang sempit seperti kandang baterai.
Ayam-ayam di KWT Sumber Rejeki dibiarkan bebas bergerak, mandi tanah, dan mencari makan di area kandang yang bersih dan terjaga. “Kasihan kalau ayamnya di kandang sempit. Di sini tetap di kandang, tapi bebas. Bisa bergerak tanpa stres,” ujar Yuli.
Ia menambahkan, setiap area kandang selalu disemprot disinfektan dan dijaga kebersihannya. “Kalau masuk harus pakai sepatu khusus, supaya tidak ada bakteri dari luar,” tambahnya.
Bagi Yuli, kepuasan terbesar bukan hanya dari hasil panen telur yang laku di pasaran, tapi dari prosesnya yang dijalani bersama ibu-ibu lain di kelompok. Ia merasa bangga karena telur yang mereka hasilkan bisa dinikmati banyak orang, sekaligus memberi manfaat kesehatan lewat cara beternak yang alami.
“Jelas puas dari hasil jerih payah kita ini. Telurnya lebih sehat, lebih enak, dan kita tangani sendiri tanpa orang lain,” katanya sambil tersenyum. Melihat hasilnya terus meningkat, semangat para perempuan KWT Sumber Rejeki pun kian tumbuh.
Mereka bahkan sudah menargetkan untuk menambah kandang baru pada awal tahun depan. “Kalau bisa nanti punya tiga kandang, biar makin banyak ayamnya,” tutur Yuli penuh harap.
Peternakan yang Menghidupi dan Memberdayakan

Di sisi lain, Yuli berharap agar peternakan ayam bahagia di KWT Sumber Rejeki bisa terus berkembang dan memberi manfaat lebih luas. Permintaan telur yang tinggi membuatnya bersemangat menambah kandang dan memperbanyak jumlah ayam agar kesejahteraan anggota juga meningkat.
“Harapannya jelas ingin meningkatkan produksi telur, karena permintaannya banyak. Jadi nanti bisa menambah ayam, nambah kandang juga,” ucapnya. Tak hanya untuk ekonomi, hasil peternakan ini juga jadi sumber kegiatan sosial kelompok.
“Dari awal ayam bertelur, kami sengaja bagi dulu untuk anggota, lalu untuk kegiatan sosial seperti Jumat Berkah,” tambahnya. Bagi Yuli, telur ayam bahagia bukan sekadar hasil ternak, tapi bentuk nyata gotong royong yang menghidupi banyak orang.
Telur ayam bahagia menjadi bukti bahwa ketulusan bisa tumbuh dari tangan para perempuan desa. Dari kandang sederhana, mereka menebar kebaikan lewat hasil ternak yang menyehatkan dan menghidupi banyak orang.