Seperti diketahui, bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan bagi umat muslim di seluruh dunia.
Di Indonesia, Ramadan menjadi momentum yang dinanti-nanti oleh umat muslim untuk meningkatkan ibadah dan kegiatan sosial.
Salah satu tradisi yang tak terpisahkan dari Ramadan adalah takjil, yakni makanan atau minuman ringan yang dikonsumsi saat berbuka puasa, sebagai pengganti energi dan cairan yang berkurang selama berpuasa.
BACA JUGA: 5 Menu Takjil Menyegarkan untuk Buka Puasa yang Mudah Dibuat Sendiri
Di Banjarnegara, kampung kelahiran saya, tradisi takjilan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Ramadan.
Setiap sore menjelang berbuka, aroma makanan dan minuman yang menggoda memenuhi udara di kampung saya.
Para ibu-ibu, anak-anak di kampung akan sibuk menyiapkan takjil untuk dibagikan kepada tetangga dan jamaah masjid. Sedangkan bapak-bapak juga membantu menyiapkan kudapan.
Takjil yang disajikan pun bermacam-macam, mulai dari kolak, irisan buah, es buah, es cincau, hingga es kelapa muda.
Ada juga yang menyajikan makanan berat seperti pisang goreng, bakmi goreng kampung, atau nasi lodeh sebagai menu berbuka puasa.
Tradisi takjilan di kampung saya tidak hanya sekadar sebagai pengganti energi dan cairan yang hilang selama berpuasa, namun juga sebagai sarana untuk menjalin kebersamaan antara tetangga dan sesama muslim.
Setelah berbuka puasa, biasanya para jamaah masjid akan berbincang-bincang dan bersilaturahmi di halaman masjid atau berkunjung di rumah-rumah warga.
Tradisi takjil di kampung saya juga memiliki makna yang lebih dalam. Takjil mengajarkan kepada kita untuk berbagi dan peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang tidak mampu untuk menyiapkan takjil atau makanan untuk berbuka puasa.
BACA JUGA: 5 Jenis Gorengan Ini Ada dalam Menu Takjil Buka Puasa, Mana Favoritmu?
Ada banyak warga di kampung saya yang ikhlas membagikan takjilnya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Karena mereka percaya jika membagikan makanan untuk orang berpuasa akan mendapatkan kebaikan yang sama dengan orang berpuasa.
Dalam kegiatan takjil ini, selain saling berbagi dan peduli terhadap sesama, juga menjadi momen untuk memupuk rasa solidaritas dan kebersamaan di kampung.
Semua warga saling membantu dan bekerja sama dalam menyiapkan takjil serta membantu membagikannya.
Jadi, tradisi takjil di kampung saya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Ramadan.
Selain sebagai pengganti energi dan cairan yang hilang selama berpuasa, tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, saling berbagi, dan peduli terhadap sesama.
Hal ini menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, namun juga mengajarkan banyak nilai-nilai positif yang dapat menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selamat bertakjil!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS