Memang bukan cita-cita jadi pengelana
Dari negeri seberang kurajut asa
Menguak roda hidup tak bisa diterka
Memutar takdir yang tak bisa diraba
Menggelegak sendiri tanpa sanak saudara
Tak akan mati walau ditinggal keluarga
Saat kampung halaman nun jauh di sana
Seperti berjuta mil dari pandangan mata
Lebih baik bertarung daripada ratapi nestapa
Baik begerak dan berupaya tanpa perlu berbanyak kata
Nyalakan sisa api-api semangat jiwa
Membakar hati yang ingin berdaya
Bermodal tekad bulat yang berkobar menyala
Sungguh tak sudi ingin meminta minta
Apalagi rendahkan diri menjual iba
Beranikan diri matangkan upaya
Tak mau jumawa tak ingin tepuk dada
Jatuh bangun makin lama terbiasa
Menantang diri kubangun selaksa mimpi
Melawan sepi bermodal nyali
Di atas kaki dan tangan sendiri ingin berdikari
Selembar rupiah dari keringat sendiri
Tentu akan jauh lebih terpuji
Pasang surut tak bisa dihindari
Jalan terjal berdaki yakin dilewati
Caci maki jadikanlah jamu brotowali
Lihatlah disana indahnya telaga sudah menanti
Dihias kilau cahaya sang pelangi
Yang tersenyum dalam warna warni
Sajikan nikmat yang penuh arti
Bukankah peluh dan lelah itu hanya penguji
Bagi pribadi yang ingin mandiri
Saat tangis dan tawa menjadi pengisi
Perjalanan hidup yang yang kelak kausyukuri
Jejak-jejak tapak kaki sang pejalan kaki
Hiasi hidup dari Sang Pemberi
Bukankah keindahan bukan melulu soal materi
Tapi kebermaknaan dan kualitas diri
Karena proses yang ingin dicari
Kelak semua akan genap dan menjadi hakiki
- Nata Christofa, Juli 2021 -