Detak Waktu Tanpa Berhenti

Munirah | Taufan Rizka
Detak Waktu Tanpa Berhenti
Ilustrasi Jam Waktu. (pixabay.com)

Kutatap sebuah jam dinding yang menyapaku dikala pagi hari. Waktu menunjukkan jam tujuh pagi. Kehidupan pagi mulai bergerak dengan banyaknya manusia yang mengawali kegiatannya dengan suka cita.

Kehidupan manusia sepanjang waktu pagi hingga malam hari yang terus menemani. Sepanjang kehidupan telah kulampaui selama waktu berdetak terus menerus tanpa kenal henti.

Waktu yang terus berpacu tiada kenal rasa lelah yang menemani waktu. Segala rona kehidupan kian terlewati selangkah demi selangkah. Dalam goresan terlekang masa demi masa yang belum usai.

Detak jam dinding yang terus melangkah dengan cepat. Bergerak mulai pagi hingga siang dan akhirnya menuju malam hari. Demikian menuju esok pagi dan seterusnya. Bermacam warna kehidupan yang dijalani dalam berbagai situasi.

Pahit manisnya dalam semua kehidupan yang usai sudah berlalu hanya menyisakan dalam memori lampau. Yang menemani diriku yang terus berubah dengan waktu yang berpacu sangat cepat seketika. Hanyalah waktu yang menemani segala kegiatan yang kugapai saat ini.

Waktu seakan menjadi nilai yang teramat berharga. Semakin berharga tiada terbandingi dengan segala limpahan apapun yang dimiliki. Selangkah waktu melesat memacu segalanya yang harus kulakukan.

Waktu tanpa pernah melambat sedetikpun bahkan semenitpun. Menghias segala kehidupan manusia yang terus beraktivitas dalam pagi hingga malam. Kian menemani kehidupan yang tiada terhenti kian terus berputar.

Hingga waktu malam yang sangat panjang menghiasi istirahat yang nyenyak.Malam yang gelap gulita penuh keheningan yang terus menerus merangkul suasana syahdu penuh damai manusia beristirahat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak