Hiasan Hujan bagi Denyut Bumi

Hernawan | Rico Andreano
Hiasan Hujan bagi Denyut Bumi
ilustrasi hujan (pixabay).

Setelah penuh ketidakpastian kapan datangnya musim hujan. Hingga isyarat akan datangnya musim akhirnya menyambut semua denyut bumi. Bak bumi bersambut dalam kurnia pancaran air hujan, dalam saujana hati penuh sentosa nan menenteramkan. 

Musim kemarau kan berakhir, telah tiba saatnya musim hujan menyapa dunia. Kemarau yang kian lama, enam bulan waktu terasa menyengat di badan, sangat membengisi seluruh batin. Sambutan sukacita dalam datangnya musim hujan kian tak bisa ditahan lagi. Awan mendung melukai langit yang sebelumnya membiru. 

Awan mendung berwarna kelabu dan langit seketika berubah menjadi warna putih. Dalam pancaran cahaya kilat yang bertebaran dengan dentuman petir terasa pekik di indera pendengaran. Kemarau yang merajam pikiran dengan banjir keringat yang melanda di segenap badan.

Dalam keberkahan hujan yang mendatangkan rejeki yang berlimpah bagi seluruh kehidupan dunia. Penebar keberkahan bagi petani yang sekian lama dirundung dalam siksaan kemarau yang seakan tak pernah usai. Petani berlega hati kala musim hujan tiba. Gembira yang menyala pada wajah mereka.

Setiap pancaran rahmat air hujan yang memberikan suasana yang sangat sentosa bagi keberlangsungan hidup seluruh makhluk. Tanda kekuatan dan kebesaran Illahi yang selalu menaungi segenap karunia bagi makhluk-Nya.

Sentosa pikiran saat hujan mengguyur. Dalam suasana adem kala hujan deras dalam saujana sore berganti malam yang berharap esok pagi menjadi segenap denyut bumi. Kurnia kasih penuh damai terhantar suasana rahayu nan tenteram.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak