Sepanjang Denyut Masih Melangkah

Tri Apriyani | Taufan Rizka
Sepanjang Denyut Masih Melangkah
ilustrasi berbagi (pixabay.com)

Derap langkah mengisi waktu dalam kesendirian memberi uluran tangan derma kepada sesama. Sepanjang denyut masih melangkah mengabdi dalam bekerja kemanusiaan. Sepenuh hati pengabdian jiwa dan raga menghantarkan sentuhan tangan memberi tanpa berharap balasan.

Amal kebajikan hidup berbakti dalam segenap sanubari hati yang sangat mendalam. Menatap mereka kaum papa begitu terhentak jiwa tuk menyentuh mereka. Tak terbendung lagi air mata yang kutumpahkan. Mereka yang tak bernasib untung sepertiku. Aku bersyukur sepanjang saat masih bisa menikmati segalanya yang kumiliki.

Berbagi dengan kasih tanpa memandang kawan ataupun lawan. Asal mereka tak mampu dalam kefakiran akan kubantu mereka. Tanpa pamrih setitikpun aku berbagi kepada mereka. Hanya doa yang kuharapkan dari mereka kaum papa.

Tanpa ketenaran dan puja-puji yang kuharapkan. Tanpa perlu memoles segala kebaikanku dengan pencitraan layar kaca. Tanpa ada sandiwara dengan polesan donasi dengan menggadaikan kesusahan dan linangan air mata.

Air mata yang begitu berlinang dari mereka saat kusapa mereka dengan bahagia. Penuh tatapan cinta dan rahmat memandang saudara-saudara yang sangat kekurangan. Kutuliskan buku harian tentang kisah kebaikan agar bisa menjadi penebar ilham bagi semua orang dan bisa menjadi tauladan kebaikan bagi sesama.

Berbagi kepada sesama tanpa ada rasa penat dalam kondisi panas atau hujan sekalipun. Yang tertanam dalam diriku adalah rasa kepuasan tersendiri dan raut kebahagiaan yang kualami dan raut kebahagiaan yang mereka rasakan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak