Dalam sebuah cerita dia adalah sang tokoh
Pemilik gedung- gedung besar yang berdiri kokoh
Penguasa wilayah seluas kampung timur dan barat
Pemilik pesona darah biru kaum ningrat
Setiap kali ia lewat semua tertunduk hormat
Laksana orang-orang yang berdoa khidmat
Diikuti rombongan pengawal kunjungan
Sepanjang jalan terdengar berbagai sanjungan
Dada mengembang terasa luasnya
Melihat orang-orang yang memujanya
Senyum riang melekat erat di bibir
Seakan tak ada hal bisa membuatnya khawatir
Tiada hari tanpa cerita suka cita
Terbiasa pada kenyamanan kursi tahta
Apapun yang dikeluarkan sebagai perintah
Para pengikutnya tak pernah membantah
Namun itu semua hanya ada dalam kepalanya
Tak pernah disadari apa yang terjadi sesungguhnya
Semua yang dipercayainya ada dalam imajinasi
Kenyataan di hadapannya dipenuhi oleh ilusi
Dokter dan tabib telah menyerah
Pada kondisi mental yang telah parah
Telah menggunung segala teori dan diagnosa
Semua berujung pada apa yang disebut rasa
Bahwa ia mencipta sendiri dunia khayalan
Demi lari dari perihnya kenyataan
Ia tak sanggup menjalani perjuangan
Lebih memilih segala bentuk kemudahan
Dan ketika telah terjatuh ke alam mimpi
Dunia nyata hanya membuatnya merasa sepi
Hingga ia pun enggan untuk kembali
Dan berlanjut pada perilaku tak peduli
Lalu semua kerabat merasa demikian lelah
Menghadapi dirinya yang semakin banyak polah
Kerabat tak lagi berharap ia menjadi waras
Karena dunia nyata baginya teramat keras
Borneo, September 2021