Terbelenggu dalam jerat kebimbangan yang semakin tak pernah berakhir. Bimbang yang semakin mendera kala dihadapkan dengan dua pilihan. Dua pilihan yang menjadi dilema sepanjang hidupku. Dua pilihan yang tak pernah ada kepastian lanjut.
Kebimbangan yang selalu menuntut tuk berpikir cepat akan sebuah keputusan. Sebuah keputusan yang benar-benar amat berat. Keraguan menjadi teman yang selalu membuat bayang-bayang hidup.
Antara dua pilihan yang begitu memaksaku memilih dari ketidakpastian yang aku alami. Berharap ada petuah dari alam yang mengarahkan sebuah pilihan yang nyata. Laksana memakan buah simalakama yang penuh terombang-ambing dalam ombak keraguan
Jerat kebimbangan yang membuatku semakin cemas tak karuan sepanjang waktu yang berjalan. Kala aku memutuskan tuk mengabdi dalam welas asih bagi sesama.
Namun aku pun terus saja dihadapkan dengan tuntutan akan menata sebuah kehidupan baru. Seakan mahligai kehidupan yang akan kubina. Hal yang sangat menyiksa bagiku.
Aku pun belum siap menuntun kehidupanku yang baru. Aku belum memutuskan tuk melangkah menata mahligai kehidupan. Gapaian impianku demi urusan kerja kemanusiaan.
Seakan semakin dalam terbenam dalam alam kebimbangan yang selalu menuntunku. Yang tak ada keputusan pasti yang berpihak pada langkah kehidupanku.
Sembari kumohon pada-Nya dengan segala petunjuk yang selalu diberikan oleh-Nya. Sungguh betapa mendera batin kala dihinggapi kebimbangan. Yang seakan tak pernah usai memeluk bayang-bayang kehidupanku.