Dalam beberapa dekade terakhir, China menjadi hangat dibicarakan di dunia internasional utamanya di wilayah Asia tenggara. Bagaimana tidak, China telah mengklaim laut China selatan sebgai bagian dari teritori mereka. Namun, China tidak sendiri.
Terdapat beberapa negara asia tenggara juga yang mengklaim wilayah tersebut. Lantas apa sebenarnya yang mendasari klaim China terhadap wilayah perairan laut China selatan? Setidaknya ada tiga hal yang menjadi kepentingan mengapa China terlibat dalam sengketa wilayah perairan di laut China selatan.
1. Laut China selatan sebagai bagian dari China secara historis
Ada 6 negara pantai yang terlibat dalam konflik yaitu China, Taiwan, Vietnam, Filiphina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Namun yang pertama kali melakukan klaim terhadap laut China selatan ini adalah China.
China dalam mengajukan tuntutan didasari oleh fakta sejarah, penemuan situs, dokumen kuno, peta-peta, dan penggunaan gugus pulau oleh nelayannya. Dalam sejarah china, sejak 2000 tahun yang lalu banyak nelayan telah melintasi perairan tersebut untuk mencari ikan.
Beijing juga menegasakan bahwa negara pertama yang menemukan dan menduduki kepulauan spartly adalah China dengan didukung bukti-bukti arkeologis dari dinasti Han (206-220 SM)
2. Potensi kekayaan alam
China menjadi salah satu pengguna minyak terbesar di dunia. Meningkatnya pasar otomotif dan pertumbuhan penduduk yang semakin besar membuat konsumsinya kian meningkat sehingga China harus melakukan impor minyak. Guna mengurangi impor minyak, dalam jangka panjang negara ini memanfaatkan laut China selatan sebagai tempat memperoleh ladang minyak baru dan sekaligus sebagai jalur lintas perdagangan.
Wilayah laut China selatan ini sendiri terdiri dari bebeapa kepulauan, yang utama adalah kepulauan sparatly dan paracel. Tetapi apabila kita lihat, sebenarnya nilai ekonomis kedua kepulauan ini yang ada di daratannya tidak begitu signifikan. Namun sejak tahun 1968 di temukan cadangan minyak di LCS membuat wilayah ini meningat nilai ekonomisnya. Di temukannya cadangan minyak di wilayah tersebut menimbulkan spekulasi bahwa spratly dan paracel merupakan wilayah yang kaya minyak yang belum di eksplorasi.
Cadangan minyak potensial di wilayah tersebut diperkirakan sampai 105 milliyar barel dan di seluruh laut China selatan sebanyak 213 milliyar barrel. Meskipun bukti keberadaan cadangan miunyak tersebut belum begitu kuat, perkiraan China yang optimis ini menimbulkan ketertarikan besar terhadap wilayah ini.
3. Laut China selatan sebagai jalur pelayaran penting
Jalur ini seringkali disebut sebagai maritime superhighway karena merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Lebih dari setengah lalulintas supertanker dunia berlayar melalui selat ini melalui selat malaka.
China selatan bahkan lebih dari tiga kali lalulintas terusan suez dan lebih dari lima kali lipatnya terusan panama (Nugraha). Meningkatnya penggunaan minyak membuat setiap negara hars melakukan impor minyak dari berbagai negara. Asia dan jepang salah satunya, yang harus melakukan impor dari timur tengah.
Kapal-kapal tersebut melalui selat malaka dengan melintasi laut China selatan menuju ke asia timur melewati kepulauan spratly dan paracel yang pastinya menguntungkan bagi China sendiri
Itulah beberapa alasan mengapa China tetap ngotot buat menguasai wilayah Laut China Selatan. Jadi, bagaimana menurutmu?