Crab Mentality: Sikap Iri dan Cara Menghadapinya yang Jarang Diketahui

Ayu Nabila | Novan Harya Salaka
Crab Mentality: Sikap Iri dan Cara Menghadapinya yang Jarang Diketahui
Ilustrasi Kepiting atau Crabs. (Unsplash/DCChefAnna)

Psychology Today menjelaskan, crab mentality atau mental kepiting dalam bahasa Indonesia merujuk pada suatu perilaku yang menghalangi atau menahan performa dan perkembangan orang lain. Perilaku ini disebut dengan mental kepiting karena kesamaan pola dengan kepiting dalam sebuah ember atau wadah. Bila berada dalam ember sendirian, kepiting kemungkinan bisa kabur. Akan tetapi, bila ada rekan si kepiting dalam wadah yang sama, kepiting yang berusaha kabur akan ditarik kembali oleh rekannya lainnya.

Hewan kepiting dalam metafora crab mentality diambil karena sifat alamiahnya yang hidup berkelompok dan saling melekat satu sama lain. Bagi kepiting, hidup bersama-sama dalam kelompok sama artinya dengan bertahan hidup. Oleh karena itu, bila ada salah satu anggota yang akan keluar, kepiting lain secara tak sadar akan mencegahnya.

Lantas, apa hubungan gaya hidup kepiting dengan mental manusia?

Manusia merupakan mamalia, yang secara alamiah memang bertahan hidup dengan cara berlindung di dalam kelompok. Secara alamiah, otak manusia akan memproduksi serotonin (perasaan nyaman) ketika merasa memiliki kontrol dan kuasa. Sementara itu, hormon kortisol (perasaan terancam) akan diproduksi  ketika seseorang berada dalam posisi lemah. Hidup dalam komunitas sosial membuat manusia terus menerus berkompetisi untuk memperoleh kebutuhan dasar.

Sebagai mamalia modern, manusia menaruh perhatian besar pada status sosialnya. Manusia berusaha mempertahankan perasaan nyamannya sebagai bagian dari sifat alami untuk bertahan hidup. Dalam konteks ini, crab mentality (mental kepiting) muncul dari perasaan rekan yang merasa stagnan dengan perkembangan dirinya sementara orang lain mengalami perkembangan lebih pesat. Perasaan ini kemudian merangsang hormon kortisol dan membuat keputusan-keputusan yang diambil menjadi tak jernih.

Dalam kehidupan nyata, perilaku yang mirip seperti ini sangat mungkin ditemui di sekitarmu. Bisa jadi temanmu, rekan kerja, atau keluargamu secara sengaja maupun tidak sedang menghalang-halangi usahamu. Mereka yang memiliki crab mentality akan kurang memberi dukungan atau apresiasi terhadap apa yang tengah kamu kerjakan. Itu semua dilakukan karena mereka memiliki crab mentality atau sikap iri denganmu.

Bagaimana menghadapi mental kepiting atau crab mentality?

Bila kamu merasa diperlakukan dengan sikap yang menghalangi perkembangan, atau mulai merasa terganggu dengan perkembangan orang lain, Loretta Graziano Breuning, profesor di California State University East Bay dalam Psychology Today menyarankan cara-cara berikut untuk menghadapi mental kepiting:

1. Konsisten

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melawan crab mentality adalah konsisten dengan pilihan yang diambil. Bila orang lain yang memberikan tanggapan negatif atas apa yang kamu lakukan, jangan berhenti melakukan apa yang menurutmu benar atau penting.

2. Menambah nilai diri

Menambah keahlian-keahlian baru dapat membantu kamu meningkatkan kepercayaan diri. Dengan memiliki keahlian-keahlian baru, kemungkinan kamu untuk dijatuhkan akan lebih kecil ketimbang menjadi orang dengan kemampuan rata-rata. Selain itu, nilai diri yang bertambah juga membuatmu tidak perlu merasa berkecil hati hingga mencegah orang lain untuk berkembang.

3. Jadilah model bagi orang lain

Mengetahui maksud dari setiap perilakumu akan membuat kamu semakin sulit dijatuhkan. Sikap-sikap positif yang kamu adopsi dan tunjukkan bisa saja menginspirasi orang lain. Dengan menjadi role model, orang akan cenderung tak menjatuhkanmu dan membuatmu merasa tak perlu memiliki mental kepiting.

4. Tetap bersemangat dengan apa yang kamu kerjakan

Bila kamu tertarik dengan sesuatu dan bersemangat melakukannya, maka lakukan dengan gigih. Terlalu sering mengganti jalan yang kamu ambil menjadikanmu rawan untuk dijatuhkan. Lakukan sesuatu dengan sepenuh hati dan terima segala tantangannya dengan fokus hingga kamu tak punya waktu untuk mengkhawatirkan perkembangan orang lain.

5. Tetap gigih, bahkan di saat gagal

Pada saatnya nanti, kamu bakal mengalami kegagalan. Namun ingatlah, pasti ada sesuatu yang bisa dipelajari darinya. Terdengar klasik memang, tapi begitulah adanya. Jangan berfokus pada kegagalan dan membiarkan dirimu jatuh dalam pengaruh negatif yang mungkin diberikan orang lain.

Demikianlah hal-hal yang perlu kamu ketahui terkait crab mentality atau mental kepiting, dari mana istilah ini muncul dan bagaimana kamu bisa menghadapinya. Manusia hidup dalam komunitas dan tidak bisa dilepaskan dari konteks sosialnya, selalu ingatlah bahwa hidup tidak semata-mata tentangmu. Sekian.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak