Buku ‘Hikayat Tanah Beraroma Rempah’ karya Thomas Utomo ini berisi sepuluh cerita pendek (cerpen) yang cukup menarik dijadikan sebagai bacaan menghibur di waktu senggang Anda. Tak hanya menghibur tetapi juga menyimpan pelajaran penting yang bisa membuat para pembaca merenunginya.
Di antara pelajaran penting yang dapat kita petik misalnya pada cerpen berjudul ‘Hikayat Tanah Beraroma Rempah’ yang juga menjadi judul buku terbitan Pustaka Puitika (2015) ini. Dikisahkan, sebuah negeri bernama Adenesia. Negeri ini memiliki kekayaan bumi berlimpah ruah, dapat menghidupi dan memakmurkan seluruh rakyatnya. Hingga pada suatu ketika, negeri tersebut jatuh ke tangan orang asing yang memang sudah lama berniat ingin menjajah dan menguasai Adenesia. Sayangnya, sebagian penghuni negeri yang terkenal dengan kemakmurannya itu malah menjadi pengikut orang asing tersebut. Mari kita simak sedikit penggalan kisahnya:
Sampai suatu masa, entah karena terlalu lena dengan keadaan atau barangkali karena pudarnya rasa waspada, Adenesia dikepung aneka kapal berbendera asing. Setelah sekoci-sekoci merapat ke bibir pantai, nampaklah rupa para pendatang itu: berkulit pucat seperti mayat, berhidung panjang mirip bekantan, dan bertubuh tinggi layaknya leher jerapah. Mereka berbicara menggunakan bahasa asing. Tapi anehnya, penduduk Adenesia justru seperti kerbau yang dicocok hidungnya; menurut begitu saja (Hikayat Tanah Beraroma Rempah, halaman 40).
Cerpen berjudul ‘Tamu Tak Diundang’ dalam buku ‘Hikayat Tanah Beraroma Rempah’ juga menarik diresapi kisahnya. Menceritakan seorang perempuan bernama Ruminah yang telah lama merindukan kepulangan Lastri, putri semata wayangnya yang entah berada di mana. Sejak Karseno, suami Ruminah meninggal dunia, Lastri pergi merantau, mencari pekerjaan ke kota besar. Sayangnya Lastri mendadak hilang tanpa kabar. Ruminah sudah berusaha meminta tolong kepada teman-teman Lastri yang sama-sama merantau di kota besar tersebut, tapi mereka tak ada yang tahu dengan keberadaannya.
Hingga pada suatu hari, rumah Ruminah didatangi kupu-kupu yang membuatnya merasa sumringah. Ya, bagi orang Jawa memang ada semacam keyakinan bahwa kehadiran kupu-kupu di sekitar rumah menjadi semacam pertanda akan datangnya tamu. Ruminah berharap tamu yang datang adalah putri semata wayangnya yang hilang.
Cerpen berikutnya dalam buku ‘Hikayat Tanah Beraroma Rempah’ berjudul ‘Ayahku Seekor Ular.’ Berkisah tentang kesedihan seorang anak yang memergoki ayahnya melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji. Sejak ibu meninggal dunia, si anak mendengar cerita dari salah seorang tetanggnya. Cerita yang teramat sulit dipercayai oleh akal sehat, tentang ayahnya yang setiap malam berubah menjadi seekor ular. Hingga pada suatu ketika, si anak menyaksikan sang ayah melakukan perbuatan bejat dan ia tiba-tiba melihat sang ayah berubah menjadi seekor ular.
Meskipun buku ‘Hikayat Tanah Beraroma Rempah’ ini berupa karya fiksi, tetapi kisah-kisah yang dihadirkan oleh penulis seperti datang dari kisah dalam kehidupan nyata. Selamat membaca dan menemukan hikmahnya.