4 Sisi Kehidupan Manusia yang Disindir dalam Film Wreck-It Ralph 2

Hernawan | Mohammad Azharudin
4 Sisi Kehidupan Manusia yang Disindir dalam Film Wreck-It Ralph 2
Film Ralph Breaks the Internet (Imdb)

Film Wreck-It Ralph yang tayang pada 2012 silam, sekarang telah memiliki sekuel. Judul lengkap dari sekuel ini adalah ‘Ralph Breaks the Internet’. Film tersebut tayang pada November 2018 lalu. Walau sudah tayang 3 tahun lalu, film ini menurut saya belum basi dan recommended untuk ditonton. Memang benar, film ini punya scene balapan yang dilakukan anak di bawah umur. Namun, tenang saja, Film Wreck-it Ralph ini family-firendly banget kok. Jadi, kalian sudah tentu tidak akan menemukan adegan penuh darah.

Secara garis besar, film ini bercerita tentang Vanellope dan Ralph yang berupaya menyelamatkan game ‘Sugar Rush’. Game tersebut rencananya akan ditutup karena setir yang dipakai untuk memainkannya rusak. Sementara harganya sangat mahal dan tidak sebanding dengan pendapatan dari rental game tersebut.

Masalahnya, jika game Sugar Rush ditutup, maka seluruh karakternya (termasuk Vanellope) akan menjadi tunawisma. Masalah lainnya adalah setir game Sugar Rush tersisa satu buah dan hanya dijual di eBay, di internet. Berbekal keinginan kuat untuk menyelamatkan game Sugar Rush, Vanellope dan Ralph pun berpetualang ke internet dengan tujuan untuk mendapatkan setir tadi. Tak seperti yang mereka berdua bayangkan, ternyata setir tersebut nggak bisa dengan mudah didapat.

Meski lakon dalam film Wreck-it Ralph 2 ini adalah karakter game, tapi ternyata ada beberapa hal yang disinggung terkait kehidupan manusia. Hal tersebut setidaknya ada 4, sebagai berikut.

1. Ucapan Tolong dan Terima Kasih

Saat baru sampai di internet, Vanellope dan Ralph kebingungan harus ke mana supaya sampai di eBay. Mereka berdua lantas melihat sebuah avatar bertanya pada KnowsMore tentang apa yang mereka cari. Tak berselang lama, avatar tersebut otomatis dapat sebuah kendaraan yang mengantarkan pada tujuannya.

Selepas avatar tersebut pergi, KnowsMore lantas nggerundel bahwa avatar-avatar tersebut selalu datang tanpa minta tolong dan pergi tanpa mengucap terima kasih. “Ya jelas lah. Mereka kan Cuma avatar, bukan manusia yang sebenarnya”. Meski demikian, nyatanya hal tersebut memang terjadi dalam kehidupan manusia.

Kita tampaknya sudah cukup sering menemukan kasus seperti ini. Beberapa orang datang pada kita, minta bantuan, tapi kesannya malah menyuruh. Mereka seolah menempatkan diri ebagai bos, sementara kita dipandang sebagai bawahan. Sudah gitu, selesai membantu mereka, tidak mendapatkan apreasi sekecil apapun.

Orang-orang seperti inilah yang harusnya jadi korban snap Thanos. Memang apa susahnya bilang ‘tolong’ dan ‘terima kasih’?

2. Hate Comment

Banyak yang bilang di internet segala sesuatu itu ada. Iya, benar, setuju. Termasuk di dalamnya juga hate comment. Ketika Ralph masuk ke ruangan yang berisi komentar, dia menemukan beberapa komentar yang mengolok-olok dirinya. Hal tersebut tentu saja membuat Ralph jadi tidak percaya diri lagi. Ya, yang menemukan Ralph sedang membaca komentar kemudian bilang bahwa aturan pertama jika kita masuk internet adalah jangan membaca komentar. Komenar (pedas) netizen merupakan satu hal yang acap kali menjatuhkan mental kita. Bahkan, tak jarang hal tersebut dapat menyebabkan trauma dan depresi.

Kita tahu bahwa tidak semua orang punya kontrol diri yang baik, apalagi jika berkaitan dengan aktivitas memberi komentar. Mengapa bisa begitu? Sebab, kita kadang merasa bahwa diri sendiri lebih baik daripada orang yang dikomentari. Masalah yang lebih besar lagi adalah beberapa orang tidak  jarang berkomentar tanpa dasar ilmu.

3. Princess dan Gaun

Film Wreck-it Ralph 2 menampilkan banyak karakter Disney Princess. Saat bertemu Vanellope, mereka heran dengan pakaian yang dikenakannya. Sebab, sebelumnya Vanellope bilang bahwa dia juga merupakan seorang princess. Para Disney Princess heran karena pakaian Vanellope tidak seperti gaun yang mereka kenakan. Selepas itu, para Disney Princess pun mengganti gaunnya dengan baju santai. Saya rasa scene ini mencoba menunjukkan pada penonton bahwa seorang princess (putri) tidak harus selalu pakai gaun. Sebaliknya, para perempuan juga tidak harus pakai gaun untuk jadi seorang princess. Sebab, para perempuan pada dasarnya memang princess.

4. Kedewasaan

Perjalanan ke internet yang ditempuh Vanellope bersama Ralph menurut saya bukan hanya perjalanan untuk mendapatkan setir, tapi juga perjalanan pendewasaan diri mereka masing-masing. Vanellope merasa bosan dengan track yang ada dalam game Sugar Rush. Ia telah berkali-kali melaluinya dan sudah sangat hafal. Ia pun memutuskan untuk tinggal di game Slaughter Race demi mengejar mimpinya, yakni balapan di track yang lebih menantang. Sementara itu, kedewasaan Ralph adalah berpisah dengan Vanellope. Awalnya Ralph menolak, tapi pada akhirnya ia dapat menerimanya.

Ini menyiratkan bahwa kedewasaan tiap orang itu tidak sama. Ada orang yang kedewasannya ditandai oleh cara bicara yang lebih santun dan terstuktur. Ada orang yang kedewasannya berupa sikap mau belajar pada siapa pun (entah itu anak kecil, anak muda, maupun orang tua).

Jadi, mulai sekarang tolong berhenti menyamakan standar kedewasaan antara satu orang dengan orang lainnya. Orang yang menuntut orang lain untuk bersikap dewasa, saya rasa, justru tidak bisa melihat sisi kedewasaan orang lain. Sebab, bagaimana pun setiap orang pasti melalui proses pendewasaan dengan sendirinya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak