Pesan Menghargai Keputusan Orang Lain di Episode 14 Twenty-Five Twenty-One

Hernawan | Rasyi Fauzia
Pesan Menghargai Keputusan Orang Lain di Episode 14 Twenty-Five Twenty-One
Cuplikan episode 14 Twenty-Five Twenty-One (Twitter/CJnDrama)

Episode terbaru drama Korea Twenty-Five Twenty-One banyak mengandung bawang kalau kata orang-orang. Maksudnya, terlalu banyak adegan sedih yang membuat penonton ikut terbawa perasaan. Di episode 14 ini penonton juga dibuat kaget dengan scene wawancara antara Baek Yi Jin (Nam Joo Hyuk) dan Na Hee Do (Kim Tae Ri) sehingga muncul amukan massa ke akun resmi tvN sebagai stasiun TV yang menayangkan drama tersebut.

Terlepas dari dialog antara Baek Yi Jin dan Na Hee Do yang diceritakan berlatar tahun 2009 dan menyedot banyak perhatian itu, ada hal penting lain yang juga ingin disampaikan sepanjang episode 14 Twenty-Five Twenty-One. Episode terbaru ini banyak menceritakan perjuangan Ko Yu Rim (Bona WJSN) untuk keluarganya.

Ko Yu Rim adalah seorang karakter yang dikisahkan punya keluarga dengan kondisi ekonomi yang cukup sulit dan banyak hutang. Meskipun dia seorang atlet anggar peraih medali emas di ajang olimpiade, prestasi itu belum bisa mengubah finansial keluarga. Bahkan ekonomi keluarganya semakin terpuruk sewaktu kena penipuan. Ini menjadi beban bagi Ko Yu Rim yang juga harus memikirkan kondisi keuangan keluarganya di tengah masalah lain yang menimpanya.

Beruntung di saat-saat tersulit Ko Yu Rim menemukan teman-teman untuk berbagi keluh kesah. Kedua orang tuanya juga sangat supportif walaupun hidupnya pas-pasan. Namun malangnya, seakan masih kurang tragis kisah Ko Yu Rim dan keluarganya, di episode 14 mereka dihadapkan pada keadaan yang hanya bisa memilih antara bayar uang atau masuk penjara.

Di sinilah penonton bisa melihat Ko Yu Rim, seorang anak berusia 20 tahun yang mengorbankan diri demi keluarganya. Dia merelakan diri untuk naturalisasi menjadi warga Rusia dan mewakili negara yang bukan tanah kelahirannya demi mendapatkan uang untuk menyelamatkan keluarga. Dia menerima banyak cacian dan makian dari sebagian masyarakat Korea Selatan karena dianggap pengkhianat yang menjual kewarganegaraan demi uang.

Ada cuplikan dialog yang menarik waktu Ko Yu Rim dan Na Hee Do datang ke sebuah tempat untuk makan jjajangmyeon (mie dengan saus pasta kedelai hitam). Penjual jjajangmyeon tidak mau melayani Ko Yu Rim, ia berkata, "Saya tidak melayani orang yang menjual negaranya! Kau mengganti kewargaanegaraan demi uang, artinya sama dengan menjual negaramu, apa bedanya?!"

Dengan tegas Ko Yu Rim menjawab, "Itu berbeda, kalau ada yang dijual, itu diri saya yang terjual untuk uang. Seperti Anda yang mendapat uang dengan menjual jjajangmyeon, saya mendapat uang dengan menjual kemampuan saya. Saya harus mendapatkan uang untuk hidup. Punya uang akan mengeluarkan keluarga saya dari penderitaan. Hanya karena saya mengubah kewarganegaraan, negara ini tidak lantas terjual, juga tidak berdampak ke bisnis Anda. Jadi sajikan jjajangmyeon-nya, saya bukan pengkhianat, saya di sini adalah pelanggan."

Kasus ini mungkin tidak hanya ada di drama Korea. Beberapa orang harus menjual skill-nya ke negara lain demi mendapat lebih banyak penghasilan dibanding di negeri sendiri. Ada alasan dan pertimbangan untuk sebuah keputusan yang besar, karena itu dari episode 14 Twenty-Five Twenty-One kita bisa belajar untuk tetap menghargai apapun pilihan hidup orang lain.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak