Ulasan Buku Nh. Dini: Karya dan Dunianya

Candra Kartiko | Thomas Utomo
Ulasan Buku Nh. Dini: Karya dan Dunianya
Nh. Dini Karya dan Dunianya. (Dok.Pribadi/Thomas Utomo)

Buku Nh. Dini Karya dan Dunianya ditulis oleh Th. Sri Rahayu Prihatmi, seorang dosen Bahasa dan Sastra Universitas Diponegoro Semarang. Buku ini berisi ulasan karya-karya cerita pendek, novelet, novel, dan cerita kenangan Nh. Dini.

Menurut pengakuan Th. Sri Rahayu Prihatmi, buku ini disusun atas pesanan Pamusuk Eneste, editor Penerbit Gramedia Widyasarana Indonesia atau Grasindo.

Buku-buku sejenis yang telah terbit antara lain: Budi Darma Karya dan Dunianya, WS Rendra Karya dan Dunianya, Umar Kayam Karya dan Dunianya, serta Sapardi Djoko Damono Karya dan Dunianya. Semuanya diterbitkan oleh Grasindo.

Buku ini terdiri dari enam bab. Bab pertama mengupas dua kumpulan cerpen berjudul Dua Dunia (pertama terbit tahun 1955 oleh NV Nusantara, Bukittinggi) dan Tuilleries (pertama terbit tahun 1983 oleh Sinar Harapan) serta novel berjudul Orang-Orang Tran (pertama terbit tahun 1985 oleh Sinar Harapan).

Bab kedua mengulas novelet Hati yang Damai (pertama terbit tahun 1961 oleh NV Nusantara), novel Pada Sebuah Kapal (pertama terbit 1972, Pustaka Jaya), La Barka (pertama terbit 1975, Pustaka Jaya), Keberangkatan (pertama terbit 1977, Pustaka Jaya), Jalan Bandungan (pertama terbit 1989, Penerbit Djambatan).

Bab ketiga mengulas novel Namaku Hiroko (pertama tebit 1977, Pustaka Jaya). Menurut Th. Sri Rahayu Prihatmi, karakter tokoh Hiroko adalah karakter tokoh perempuan fiksi Nh. Dini yang paling kuat dibandingkan karakter tokoh perempuan lainnya, seperti Sri (Pada Sebuah Kapal), Rina (La Barka), Els (Keberangkatan), dan Mur (Jalan Bandungan).

Sebab Hiroko adalah perempuan berkemauan kuat dan selalu gamblang mengatakan kehendak maupun pikirannya. Berbeda dengan tokoh perempuan lain karya Nh. Dini yang cenderung santun dan relatif kurang terbuka.

Bab keempat mengulas novel Tirai Menurun (pertama terbit tahun 1993, Gramedia Pustaka Utama). Novel ini adalah fiksionalisasi riwayat dan kenyataan yang dihidupi kelompok kesenian wayang wong Ngesti Pendhowo di Semarang. Grup kesenian ini diinisiasi dan digerakkan oleh pakar-pakar kesenian Jawa seperti Nartosabdo, Darsosabdo, serta Kusni Cokrominoto.

Bab kelima mengulas seri cerita kenangan yang terdiri dari Sebuah Lorong di Kotaku (pertama terbit 1978), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1978), Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979), Sekayu (1980), dan Kuncup Berseri (1981).

Kelima seri cerita kenangan tersebut diterbitkan oleh Pustaka Jaya. Ulasan kelima buku tersebut dikaitkan dengan peri kehidupan Nh. Dini di masa mendatang serta disampaikan pula kemungkinan penerbitan lanjutan seri cerita kenangan.

Bab keenam atau bab terakhir adalah mengenai proses kreatif Nh. Dini sebagai pengarang, kaitannya dengan pendidikan yang diberikan oleh orang tua, lingkungan tumbuh, serta kehidupan pribadi sebagai pramugari, kemudian istri diplomat Prancis, disusul perceraian, dan rangkaian kesibukan Nh. Dini di masa tua.

Kendati disusun oleh dosen Bahasa dan Satra Indonesia, buku ulasan ini tidak sangat ilmiah. Pun tidak njlimet dengan bahasa-bahasa akademis. Sebaliknya, kandungan buku ini dapat dikunyah pembaca secara nyaman, karena ketiadaan teori-teori yang mungkin bisa mendidihkan kepala.

Harapannya, penyusunan dan penerbitan buku-buku semacam ini (yang khusus mengupas karya dan membicarakan proses kreatif sastrawan tertentu) dapat dilanjutkan kembali. Sebab, berdasarkan penelusuran pribadi, Penerbit Grasindo hanya menerbitkan buku ulasan sastrawan angkatan lama saja. Untuk angkatan terbaru, masih ditunggu dan semoga saja terwujud.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak