Belajar dari Orang Asing yang Mencintai Indonesia

Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Belajar dari Orang Asing yang Mencintai Indonesia
Buku "Aku Cinta Indonesia" (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Ada banyak orang yang bisa kita jadikan sumber inspirasi dan keteladanan dalam hidup ini. Dalam buku berjudul Aku Cinta Indonesia dibeberkan sederet orang-orang yang bisa menjadi sumber rujukan untuk memotivasi kita agar memperbanyak amal kebajikan. Menariknya, mereka adalah orang luar negeri (asing) yang mengabdikan sebagian hidupnya untuk negeri ini.

Stanley Ann Dunham misalnya. Ia adalah perempuan kelahiran Forth Leavenworth, Kansas, pada 29 November 1942. Ia telah mengukir sejarah tak terlupakan di kalangan perempuan miskin Indonesia, terutama di Yogyakarta. Ia menjadi perempuan yang paling berpengaruh dalam kehidupan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Ia adalah ibu yang telah membesarkan Barrack Obama. Namun, keberadaan Stanley Ann di Indonesia jauh lebih dahulu dikenal sebelum Barrack Obama berhasil menjadi presiden AS.

Sebagai sosok yang sangat mencintai Indonesia, Stanley Ann banyak berkenalan dengan penduduk desa, terutama di kalangan para pengrajin. Ia banyak melakukan penelitian mengenai pengrajin besi, kain batik, kain tenun ikat, wayang kulit, keramik, keranjang, dan lain sebagainya. Ia turun langsung ke desa-desa, ke pedalaman, dan pelosok untuk mendekatkan diri dengan kehidupan penduduk desa.

Orang asing berikutnya yang layak dibaca kisahnya ialah Koji Takakura. Lelaki berdarah Jepang ini merupakan penggiat lingkungan yang mencintai kota Surabaya dan Indonesia. Alasannya, ia sangat kagum dengan semangat hidup, kekompakan, dan kehangatan masyarakat Indonesia di Surabaya. Namanya sedemikian populer di kalangan masyarakat perkotaan di kota-kota besar karena penemuannya. Penemuan Koji Takakura dikenal dengan sebutan “Keranjang Takakura”. Hal ini terbukti menjadi solusi terkait sampah yang yang menjadi isu permasalahan lingkungan yang paling hangat saat ini (H.R. Sudrajat dalam Mengelola Sampah Kota).

Keranjang Takakura yang awalnya hanya di Surabaya ini berkembang ke seluruh wilayah Indonesia, yakni Semarang, Bali, Bandung, dan Medan. Salah satu sasarannya adalah meminimalisasi beban sampah di hilir, yaitu mengurangi timbunan sampah yang harus diangkut ke TPA. Selain mengurangi pasokan sampah rumah tangga ke TPA, sampah yang sebelumnya menjadi persoalan merisaukan, justru pada akhirnya bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan oleh ibu-ibu.

Sementara itu, sejak Keranjang Takakura disosialisasikan, banyak pihak yang sudah mulai terbiasa memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan mereka olah menjadi kompos.

Tentu masih banyak kisah orang-orang asing yang begitu inspriatif dalam buku Aku Cinta Indonesia karya Prima Kharismanita ini. Semoga setelah membaca buku ini, kita dapat semakin mencintai dan menjaga tanah kelahiran kita sendiri.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak