Islam Agama Ramah Perempuan: Memahami Kedudukan Perempuan dalam Ajaran Islam

Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Islam Agama Ramah Perempuan: Memahami Kedudukan Perempuan dalam Ajaran Islam
Buku "Islam Agama Ramah Perempuan" (Dokumen pribadi/Sam Edy)

Islam begitu memuliakan kaum perempuan. Dalam ajaran Islam, perempuan maupun laki-laki, memiliki derajat atau kedudukan sama, yang membedakan adalah tingkat ketakwaannya. Memang, ada sederet tanggung jawab yang berbeda antara laki-laki dan perempuan, tapi bukan lantas menjadikan para lelaki seenaknya menganggap rendah atau remeh pada kaum perempuan.

Dalam buku Islam Agama Ramah Perempuan dijelaskan, Islam menegaskan bahwa penilaian Tuhan terhadap manusia tidaklah dilihat dari aspek fisik material dan jenis kelaminnya, tetapi pada aspek kualitas ketakwaannya. Jika laki-laki yang beriman dan beramal saleh berhak mendapatkan surga, maka perempuan juga mempunyai hak yang sama. Pernyataan ini sejalan dengan firman Allah berikut ini:

“Barang siapa yang mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun” (QS. An-Nisa ayat 124).

Amirullah Syarbini menguraikan, perempuan adalah makhluk Tuhan yang hebat. Dalam dirinya terdapat berbagai potensi dan kekuatan yang tak kalah hebatnya. Tak heran jika Rasulullah Saw. sangat meyakini perempuan sebagai tiang negara. Beliau bersabda, “Perempuan adalah tiang negara, jika baik perempuannya maka baik pula negara itu, namun jika rusak perempuannya maka rusak pula negara itu” (HR. Tirmidzi).

Selanjutnya, agar perempuan dapat berperan optimal sebagai tiang negara dan keajaiban dunia, tentu saja ia harus melengkapi dirinya dengan berbagai perangkat yang memungkinkannya tampil sebagai perempuan hebat. Perangkat yang bisa mengantarkan perempuan menjadi sosok hebat antara lain: harus memiliki ilmu pengetahuan, memiliki penghasilan sendiri, harus banyak berbagi dengan orang lain, harus menghiasi diri dengan akhlak terpuji, dan lain sebagainya (halaman 116-128).

Terbitnya buku bertemakan perempuan ini layak diapresiasi dan bisa menambah wawasan mencerahkan bagi para pembaca. Dalam kata pengantarnya, penulis menjelaskan: buku ini sengaja disusun untuk membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang menyudutkan atau memasung kreativitas perempuan sebagaimana dituduhkan para orientalis dan sebagian “umat Islam” yang belum memahami hakikat ajaran Islam. Namun, Islam adalah agama yang ramah perempuan dan selalu memberikan ruang kepada perempuan untuk mengartikulasikan potensi dirinya, baik pada ruang domestik maupun publik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak