Ulasan Buku Gus Gerr: Guru Bangsa Paripurna

Hernawan | Rohman Abdullah
Ulasan Buku Gus Gerr: Guru Bangsa Paripurna
Cover Buku Gus Gerr (Dokumen pribadi/rohmanabdullah)

Selain dikenal sebagai Bapak Pluralisme dan Guru Bangsa, Gus Dur juga dikenal sebagai sosok humanis, inovatif, sekaligus kontroversial. Dari sifat-sifat Gus Dur tersebut, tidak sedikit dari masyarakat luas yang menaruh simpati dan mengaguminya. Meskipun tidak sedikit pula yang merasa risi dengan jalan pemikirannya yang selalu menimbulkan perdebatan. 

Gus Dur merupakan sosok yang hangat dan tersohor dengan lelucon-leluconnya. Ia adalah pribadi yang sangat humoris. Selain itu, mantan presiden ke-4 ini juga terkenal berani merealisasikan apa yang menjadi keyakinannya. Di tengah radikalisme agama yang sedang kencang-kencangnya bertiup, Gus Dur menentangnya dengan berani. Keberpihakannya kepada kelompok minoritas dan tidak membedakan keberagaman agama membuatnya selalu dihormati dan dikenang oleh dunia internasional. Tentu tidak semua pemimpin berani mengambil tindakan seperti Gus Dur.

Melalui buku ini, M. Hamid memaparkan berbagai gebrakan dari pemikiran Gus Dur yang dianggap selalu menimbulkan kontroversi. Selain itu,  Hamid juga merekam jejak sang Guru Bangsa ini, mulai dari kelahiran, awal menitih karir, hingga kewafatannya.

Sisi lain dari pribadi Gus Dur yang membuat orang lain “sangsi” adalah Gus Dur terkesan membuat enteng dan remeh berbagai persoalan yang dihadapi. Dengan slogan khasnya, “gitu aja kok repot”, seolah-olah Gus Dur tidak menghadapi persoalan dengan serius. Padahal slogan yang terdengar enteng tersebut sesungguhnya mengandung makna yang cukup berat dan dalam (halaman 21).

Gus Dur terkenal sebagai pribadi yang cemerlang. Semasa kecil, Gus Dur telah menunjukkan kelebihan yang khusus. Ia dianugerahi daya ingatan yang kuat, yang dalam dunia santri disebut sebagai ilmu laduni, yakni ilmu pencerahan lahir dan batin secara spiritual. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila hari-harinya selalu diisi dengan membaca berbagai macam buku. Bahkan pada usia 10 tahun, Gus Dur telah akrab dengan buku-buku serius, seperti buku filsafat, sejarah, cerita silat, hingga buku sastra. Sifat inilah yang terus dibawanya dalam menapaki singgasana kepresidenan RI keempat.

Lantaran keberlimpahannya akan ilmu pengetahuan, wajar jika semasa hidup Gus Dur sangat percaya diri akan pemikiran-pemikiran yang dilontarkannya, meskipun pemikiran tersebut kerapkali menyulut percikan kontrovesi.

Melalui buku ini, kita bisa menengok pemikiran-pemikiran Gus Dur sebagai Guru Bangsa dalam memajukan negeri ini. Selain itu, kita bisa mengenang sosok yang begitu tinggi tingkatan moralitasnya dalam memandang kehidupan secara tulus, sederhana, dan penuh kebersahajaan, serta mengenang pribadi yang hangat, lucu, dan murah hati kepada sesama yang membutuhkan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak