Dan Perang pun Usai adalah novel masterpiece atau karya Ismail Marahimin, dosen Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Novel ini mula-mula memenangkan Juara II Sayembara Roman yang dihelat Dewan Kesenian Jakarta tahun 1977. Novel ini juga diganjar The Pegasus Prize for Literature dari Mobil Oil, Amerika Serikat.
Novel berlatar tahun 1945-an ini kemudian diterbitkan PT Dunia Pustaka Jaya, mengalami cetak ulang beberapa kali, kerap menjadi bahan penelitian skripsi, tesis, maupun disertasi lantaran kandungan isinya yang mengagumkan.
Novel ini juga telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, menjadi And The War is Over.
Novel yang berlatar tempat Teratak Buluh, dekat Pekanbaru ini, memaparkan nasib tiga bangsa Indonesia, Belanda, Jepang menjelang berakhirnya Perang Asia Timur Raya.
Dari kalangan pribumi bangsa Indonesia, ada tokoh Kliwon, romusha asal Jawa Timur, Satiyah, pelayan dari Purwokerto, Haji Zen dan Haji Usman, orang kaya dan terpandang asli Teratak Buluh, Anis pedagang keliling dari Minang yang meminati anak Haji Zen, serta Paktua Hasan, lelaki sepuh yang kerap keluar-masuk hutan misterius tanpa kena celaka sekalipun.
Sedangkan dari golongan Belanda, adalah orang-orang tawanan yang dipaksa penjajah Jepang untuk bekerja membangun infrastruktur guna kepentingan Perang Asia Timur Raya. Di antara mereka ada Wimpie, 'Pastoor' van Roscott, serta Freddie. Ketiganya sama-sama menderita tapi sering tak sependapat.
Dari bangsa Jepang, antara lain ada Letnan Ose, lelaki lembut dan penyabar yang tidak suka perang. Tetapi desakan terus-menerus dari sang istri, membuatnya mendaftarkan diri, terjun dalam kancah peperangan.
Konflik yang timbul di antara sesama mapun antarbangsa tersebut cukup pelik. Misalnya, Haji Zen, orang kaya raya yang khawatir akan jodoh untuk anak bungsunya berusia 19 tahun. Menurut lidah masyatakat, gadis usia tersebut sudah termasuk perawan tua. Kliwon yang meminati anak Haji Zen kurang diminati oleh tuan kaya. Anis yang menaruh minat pada anak Haji Zen justru dikhianati gadis itu yang berzina dengan Kliwon. Keduanya lalu melarikan diri.
Pun orang-orang Belanda hendak melarikan diri dari cengkeraman penjajah Jepang, kendati kali itu dipimpin Letnan Ose yang jauh dari kata jahat. Namun segala persiapan kabur terkendala oleh silang pendapat dalam tubuh sesama mereka sendiri.
Sementara Letnan Ose menanggung penderitaan hidup di tanah jajahan yang tidak sesuai renjananya. Keinginan pulang terciderai oleh pengkhianatan istri yang kabur dengan petinggi militer Jepang.
Di puncak itu semua, tersiar kabar kekalahan Jepang dalam melawan Sekutu. Segala macam rencana yang disusun pada kocar-kacir.
Membaca novel ini asalah membaca pergualatan masing-masing orang dengan pengalaman personal masing-masing yang khas. Pembaca disuguhkan betapa fasih dan piawai pengarang dalam mengemudikan cerita hingga akhir kata.