Mengenal Ohaguro: Tradisi Menghitamkan Gigi yang Jadi Standar Kecantikan Jepang Kuno

Ayu Nabila | aozora dee
Mengenal Ohaguro: Tradisi Menghitamkan Gigi yang Jadi Standar Kecantikan Jepang Kuno
Ilustrasi Geisha memakai ohaguro (flickr/Iniwa)

Negara-negara seperti Laos, China dan Thailand diketahui mempunyai tradisi unik di mana para wanita menghitamkan gigi mereka. Ada banyak alasan yang melatari tradisi, misalnya saja sebagai ciri bahwa seseorang telah menikah. Meskipun dianggap sebagai tradisi kuno tapi negara-negara tersebut masih melakukannya sampa sekarang. Nah, dikutip dari laman Livejapan, Negeri Sakura juga rupanya mempunyai tradisi yang sama yang disebut dengan ohaguro. Nah, dalam artikel ini kamu akan menemukan serba-serbi menarik dari tradisi ohaguro, tradisi menghitamkan gigi ala Jepang.

Sejarah Ohaguro 

Laman jpninfo menyebutkan bahwa di Jepang, tradisi menghitamkan gigi dimulai sejak periode Kofun. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil tulang dan patung tanah liat yang disebut dengan haniwa. Di fosil tersebut tampak gigi yang menghitam. Selain itu, tradisi ini pernah disebutkan dalam Genji Monogatari, sebuah buku yang ditemukan dari abad ke-12 yang diperkirakan merupakan novel pertama di dunia. Dalam buku ini dijelaskan bahwa ohaguro sempat booming selama beberapa waktu.  

Alasan Melakukan Ohaguro 

Kamu pasti pernah dengar bahwa warna hitam itu dianggap cantik dan mempesona. Salah satu alasan banyak orang yang melakukan ohaguro adalah karena alasan itu. Jika di zaman modern seperti sekarang, orang berlomba untuk membuat gigi putih bersih, zaman dulu di Jepang justru sebaliknya, mereka menggunakan bahan-bahan tertentu untuk membuat gigi menghitam. Di samping karena alasan kecantikan, ohaguro dilakukan sebagai bentuk perayaan kedewasaan seseorang. Anak laki-laki dan perempuan yang berusia 15 tahun menghitamkan gigi mereka dengan bantuan kanemizu yang dicampur dengan tanin, cuka dan teh.

Lalu, pada masa Heian (784-1185), ohaguro banyak dilakukan oleh bangsawan-bangsawan, baik laki-laki maupun perempuan. Sementara itu, pada masa Edo (1603-1868), tradisi ini hanya dilakukan oleh wanita dari kalangan kaya yang sudah menikah Geisha. Bahkan di masa sekarang, kita bisa melihat Maiko dengan gigi yang hitam pekat.

Ohaguro Sempat Dilarang 

Pada akhir awal Era Meiji, Jepang mulai banyak dikunjungi oleh orang asing barat. Ketika para orang asing ini datang, mereka mengira bahwa wanita Jepang mempunyai kebersihan mulut yang sangat buruk sehingga membuat gigi mereka membusuk. Setelah mereka mengetahui bahwa wanita Jepang sengaja menghitamkan gigi mereka dengan ohaguro, mereka membuat teori yang mengklaim bahwa ohaguro adalah upaya pencegahan agar istri tidak selingkuh.

Hal ini disebabkan karena dengan warna gigi yang pekat, para istri-istri Jepang tidak akan tampak menarik. Akan tetapi, teori dari para sejarawan Jepang menyebutkan bahwa para wanita ini menikmati kebebasan dalam hidup mereka dan mereka tidak dipaksa untuk melakukan ohaguro. Sebaliknya, ini menunjukkan kedewasaan mereka dan merupakan standar kecantikan di masa itu.

Pada masa pemerintahan Meiji sekitar tahun 1870, ohaguro dilarang oleh pemerintah sehingga membuat tradisi ini terlupakan. Jika penasaran dengan ohaguro, kita masih bisa menyaksikan tradisi ini dalam film-film Jepang yang dirilis sekitar tahun tersebut yang menampilkan Geisha dan Maika melakukan tradisi Jepang Kuno ini.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak