Ulasan Novel Ferals: Serangan Kerumunan

Candra Kartiko | Tuan Typo
Ulasan Novel Ferals: Serangan Kerumunan
Cover Ferals: Serangan Kerumunan (Dok. pribadi/SonangAmbarita)

Novel ini merupakan buku kedua dari seri Ferals karya Jacob Grey. Jika dalam buku pertama Caw berhadapan dengan Spining Man dan Caw berjuang untuk mengendalikan kekuatannya, pada buku kedua ini Caw berhadapan dengan Bunda Lalat. 

Buku ini bercerita tentang Caw yang harus menghadapi Feral Lalat yang bersembunyi selama Musim Panas Kelam dan menghindari peperangan yang terjadi. Selama itu pula ia menyusun rencana untuk balas dendam karena sejak nenek moyangnya, Feral Lalat dianggap hina dan kotor sehingga mereka tidak mendapat tempat di mana pun di Blackstone.

Suatu hari Feral Cacing bernama Bootlace memberikan batu Tengah Malam kepada Caw untuk ia jaga. Batu itu adalah warisan turun temurun dari nenek moyang Feral Gagak dahulu. Awalnya Caw tidak tahu batu apa itu dan apa kegunaanya. Sampai akhirnya Bunda Lalat mulai memunculkan diri dan berusaha merebut batu itu dari tangan Caw.

Saat itu Caw bertemu dengan seorang gadis bernama Selina yang menempati rumah orang tua Caw. Selina berbohong pada Caw dengan mengatakan bahwa ia kabur dari rumah. Seiring berjalannya waktu, saat beberapa Feral ditangkap polisi saat mengadakan rapat di kebun binatang, kebenaran tentang Selina terungkap.

Selina diperintahkan ibunya untuk memata-matai Caw dan Feral lainnya dan Selina sendiri adalah anak Bunda Lalat. Kepercayaan semua orang sirna setelah pengkhianatan yang dilakukan Selina. Meskipun sebenarnya ia tidak tahu bahwa ibunya Feral Lalat, mereka semua tidak lagi percaya padanya.

Dengan segala kemampuan yang ia miliki, Caw bersama Lydia dan Selina berusaha membebaskan Feral Rubah dan suaminya dari Bunda Lalat yang berhasil mendapatkan batu itu. Di atap gedung Bunda lalat mengumpulkan tahanan penjara dan beberapa jenis binatang dan ia bermaksud mengubah mereka menjadi Feral di bawah kekuasaannya.

Di sana Caw berusaha mengalahkan Bunda Lalat dengan bantuan ratusan ribu gagak. Akhirnya Bunda Lalat ditakhlukkan meski Caw harus terluka parah akibat serangan pasukan Bunda Lalat sebelum akhirnya mereka melarikan diri.

Sepanjang cerita aku mengagumi sosok Caw yang begitu gigih. Meski terluka dan nyaris tidak punya jalan keluar, ia selalu memanfaatkan celah sekecil apa pun demi memegang amanah dari leluhurnya untuk menjaga batu itu.

Novel ini penuh akan makna yang bisa kita kutip. Tentang tanggung jawab, kepercayaan, dan hubungan antara anak dan ibu. 

Untuk kamu yang suka novel fantasi, buku ini cocok untukmu. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak