Saya yakin setiap orang sepakat bahwa yang namanya memiliki musuh itu sangatlah tidak enak. Oleh karenanya, kita harus selalu berusaha bersikap baik kepada sesama. Sikap yang baik akan mengantarkan pelakunya pada kebaikan-kebaikan, apalagi bila perbuatan baiknya tersebut dilandasi ketakwaan dan berharap keridaan dari-Nya.
Namun, realitas memaparkan, meskipun kita sudah berusaha berbuat baik, kadang ada saja orang yang tak menyukai kita. Hal ini menandakan bahwa yang namanya hidup itu kita harus siap dengan dua hal, yakni siap disukai dan siap dibenci.
Kepada orang yang tak menyukai atau menjahati kita, tak perlu kita membalasnya dengan kejahatan serupa. Tetaplah bersikap baik. Siapa tahu dengan kebaikan yang kita tebarkan, orang yang semula benci dengan kita merasa terketuk hatinya dan berubah menjadi orang yang menyukai kita. Jangan lupa, pasrahkan semua hal yang tak mampu kita atasi kepada Allah Swt. Allah pasti akan memberikan jalan keluar terbaik kepada kita.
Ada sebuah kisah menarik dalam buku “My Best Story, Best Friend Forever” yang ditulis oleh para penulis ternama. Buku ini berisi 10 cerpen yang, mudah-mudahan bisa menghibur sekaligus mendidik bagai para pembacanya.
Salah satu cerpen yang menarik disimak berjudul “Menolong Teman” karya Palris Jaya. Berkisah tentang Andita, siswi yang terpilih ikut lomba menulis mewakili sekolahnya.
Andita memang berbakat di dunia tulis-menulis, sehingga tak salah bila dialah yang terpilih, dengan harapan bila menang nanti dia bisa mengharumkan nama sekolahnya. Sebagai persiapan lomba, dia harus ikut bimbingan setelah pulang sekolah.
Di sinilah Andita merasa bimbang karena sepulang sekolah dia membantu papanya di minimarket. Di sisi lain dia juga tak mau bermusuhan dengan Helen, teman sebangkunya.
Selama ini, Helen memang dikenal sebagai juara kelas. Helen tentu ingin dia yang menjadi wakil sekolah dalam lomba karya tulis tersebut. Tapi sayangnya, dalam hal menulis, Bu Salbi, gurunya, pernah bilang di depan kelas bahwa Andita lebih baik.
Beruntung Andita memiliki sahabat yang baik seperti Kiki. Sepulang sekolah, Kiki mau menggantikan tugasnya menjadi pelayan di minimarket. Persoalan Helen yang membenci Andita karena tak terpilih mewakili lomba menulis nasional, kelak akan terpecahkan seiring dengan berjalannya sang waktu.
Dari Kisah Andita, pembaca dapat mengambil hikmah bahwa kita tak bisa menyenangkan semua orang. Meski sudah berusaha berbuat baik, ada saja orang yang tak menyukai kita. Namun percayalah, ketika kita selalu berbuat baik dan tak membalas keburukan orang lain, semuanya akan berakhir dengan indah.