Diminati oleh Indonesia, Berikut 3 Fakta Menarik Drone Anka Buatan Turki

Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Diminati oleh Indonesia, Berikut 3 Fakta Menarik Drone Anka Buatan Turki
Drone Intai-serang Anka-B (wikipedia)

Kepopuleran kendaraan tanpa awak atau yang lazim disebut drone ternyata juga membuat pihak militer Indonesia tertarik untuk mengakusisi beberapa jenis pesawat drone serang atau (Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV)). Dilansir dari situs janes.com, Kementerian Pertahanan Indonesia akan menyetujui program pengadaan drone tempur baru yang diperkirakan akan menghabiskan anggara sekitar 200 juta USD. Hal tersebut belum termasuk pengadaan paket munisi dan persenjataan drone tersebut yang diperkirakan akan mencapai biaya 38,115 juta USD.

Melansir dari situs airspace-review.com, pada jumat (10/2/2023) pabrikan drone yang sedang dilirik oleh pihak Indonesia yakni drone buatan Turki seperti Bayraktar TB-2 dan drone keluarga Anka. Seperti yang diketahui, drone Bayraktar TB-2 sudah cukup dikenal dan telah mendapat predikat battle proven di medan tempur mulai dari konflik di Nagorno-Karabakh hingga di Konflik Russia-Ukraina.

Sementara itu, drone Anka yang juga diminati oleh Indonesia meskipun tidak terlalu terdengar gaungnya, akan tetapi drone ini juga menjadi salah satu produk unggulan dari Turki dalam lini kendaraan tanpa awak. Berikut ini beberapa fakta menarik drone Anka buatan Turki.

1. Dikembangkan Sejak Tahun 2010

Pengenalan Drone Anka milik Turki (wikipedia)
Pengenalan Drone Anka milik Turki (wikipedia)

Drone yang merupakan produk unggulan dari Turkish Aerospace Industries ini mulai dirancang dan diperkenalkan di tahun 2010. Drone tersebut diproyeksikan sebagai drone intai yang memiliki kemampuan serang yang cukup mumpuni. Versi awal atau yang dikenal sebagai Anka-A dikategorikan sebagai medium altitude long endurance unmanned aerial vehicle (MALE UAV). Drone ini sendiri mulai memasuki layanan dalam militer Turki pada tahun 2013. Negara lain selain Turki yang mengoperasikan drone tersebut adalah Tunisia dan kemungkinan Indonesia sebagai calon pengguna kedua di luar Turki.

2. Mampu Terbang di Ketinggian 30.000 kaki

Drone Anka sedang melaksanakan misi terbang (wikipedia)
Drone Anka sedang melaksanakan misi terbang (wikipedia)

Drone yang dikategorikan sebagai MALE UAV ini merupakan drone intai-serang yang mampu terbang di ketinggian sekitar 30.000 kaki atau sekitar 9.000 meter. Dilansir dari laman resmi Turkish Aerospace Industries, drone ini mampu terbang selama 30 jam nonstop dan mencapa jarak operasional pertempuran lebih dari 250 km menggunakan sistem data link. Drone yang ditenagai sebuah mesin Tusa Engine Industries TEI-PD170 dan untuk versi yang lebih lama menggunakan mesin Thielert Centurion 2.0. mampu terbang dengan kecepatan maksimal 217 km/jam.

BACA JUGA: Amanda Manopo Ogah Punya Pacar Artis Lagi, Ternyata Ingin Sosok Berpofesi Ini Supaya Dunianya Luas

Drone ini mampu membawa beban sebesar 350 kg yang terdiri dari kamera intai optik, sistem komunikasi satelit dan beberapa sistem penargetan bersenjata. Jika difungsikan sebagai drone serang, Anka mampu membawa beberapa jenis rudal seperti, MAM (Smart Micro Munition) rudal serang darat Roketsan Cirit. Rudal anti tank berpemandu laser dan beberapa sistem rudal penyerangan lainnya.

3. Indonesia Meminati Varian Anka-B

Varian Anka-B yang diminati oleh Indonesia (wikipedia)
Varian Anka-B yang diminati oleh Indonesia (wikipedia)

Selain drone Bayraktar TB-2, Indonesia juga meminati varian Anka-B yang merupakan varian lanjutan dari Anka-A. Drone Anka-B sendiri mulai dikembangkan pada tahun 2014 dan mulai beroperasi di tahun 2015. Melansir dari situs airspace-review.com, kemungkinan drone Anka yang dibeli oleh Indonesia adalah varian Anka-B meskipun tidak menutup kemungkinan Anka-A yang akan dipilih sebagai varian drone intai-serang.

Menurut beberapa sumber, pembelian drone tersebut tidak dijelaskan secara pasti mengenai total jumlah pengadaannya. Akan tetapi, rumor yang berhembus pembelian drone tersebut mencapai lebih dari 10-20 unit. Hal ini juga diharapakan akan adanya negosiasi program TOT (Transfer of Technology) dari pihak Turki kepada Indonesia dalam pengembangan kendaraan udara tanpa awak atau UAV.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak