Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan salah satu bukti sejarah yang berada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Siak merupakan sebuah kota kecil yang sangat tertata rapi, piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia telah menjadi langganan bagi Kota ini.
Istana Siak buka setiap hari pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dengan harga tiket 10 ribu rupiah.
BACA JUGA: Menikmati Keindahan Danau Kerinci dari Bukit Penawa yang Memesona
Rute perjalanan ke Istana Siak
Perjalanan menuju Istana Siak Sri Indrapura dapat ditempuh melalui jalur darat dengan jarak 113 kilometer dari Kota Pekanbaru. Jarak yang tidak terlalu jauh untuk dapat merasakan nuansa sejarah kesultanan tempo dulu di Provinsi Riau.
Pelancong dapat melewati jalan lintas timur Sumatra, kemudian berbelok ke arah kiri di simpang Beringin melalui jalan lintas Maredan yang terbuat dari beton. Pemandangan kiri dan kanan jalan dapat pelancong nikmati dengan suguhan pohon-pohon sawit yang berjejer rapi memenuhi lahan perkebunan.
Setelah melewati Maredan akhirnya sampai di pertigaan jalan Ferry Pinang Sebatang. Lain pula dengan jalan ini, sisi kanannya pelancong dapat melihat pipa sepanjang perjalanan.
Sampai di pertigaan Buatan, arahkan kendaraan menuju Jalan lintas Lubuk Dalam dan Jalan lintas Buatan Siak, hingga akhirnya sampailah di bundaran jalan yang tak jauh dari jembatan Tengku Agung Sulthanah Latifah.
Ketika pelancong menyeberangi sungai Siak, akan terlihat bangunan jembatan yang memiliki dua menara. Menara ini dapat dinaiki menggunakan lift dan dibuka di waktu tertentu saja.
Melanjutkan perjalanan, pelancong akan melewati jalan Sultan Ismail, berada persis di samping bibir sungai Siak. Melewati jalan ini, pelancong dapat melihat secara langsung betapa tertata dan rapinya Kota Siak yang telah meraih lima penghargaan piala Adipura.
Hingga sampailah di area Kesultanan yang bangunannya menghadap ke arah sungai Siak, parkirkan kendaraan di tempat yang telah disediakan pengelola.
Megahnya Istana Siak
Seperti tidak lekang oleh zaman, bangunan ini masih terlihat kokoh dan modern, padahal bangunan ini telah ada sejak tahun 1889. Istana Siak memiliki sentuhan gaya arsitektur bernuansa islam, serta sekilas memandang bangunannya menyerupai pula dengan arsitektur eropa. Konon, arsiteknya didatangkan langsung oleh Sultan Siak dari Jerman pada masa pemerintahannya untuk merancang bangunan Istana.
Didominasi dengan warna kuning, Istana Siak memiliki tiang-tiang utama pada bagian bangunannya. Bagian tiang kiri dan kanan bertengger patung elang dengan mengepakkan sayap serta mata memancar tajam seolah mengiringi jejak langkah pelancong yang datang ke lokasi ini.
Taman yang begitu luas mengelilingi area istana ditumbuhi dengan beragam jenis bunga yang tertata dan memiliki warna-warna berbeda. Hampir semua lahan di istana ini ditumbuhi dengan bunga, seolah tidak terlihat tanah sedikit pun.
Ruang Istana
Memasuki bangunan istana, pelancong akan disambut petugas yang mengenakkan pakaian khas melayu. Pada ruang depan istana terdapat singgasana Sultan serta patung-patung yang menggambarkan suasana Kesultanan pada masa itu.
BACA JUGA: Indahnya Panorama di Spot Riyadi, Usaha Rumahan Jadi Tujuan Wisatawan
Sayangnya, seorang pengunjung pada tahun 2018 lalu membuat kerusakan pada bagian gorden di bagian ruang depan Istana dengan cara membakarnya. Namun, kini bagian-bagian yang dirusak telah diperbaiki kembali sehingga dapat dinikmati pengunjung.
Ruang-ruang di lantai dasar ini dipenuhi dengan pajangan yang berupa benda-benda peninggalan Kesultanan beserta dengan keterangan gambarnya. Pelancong juga dapat melihat meja makan didominasi oleh kaca serta meja rapat Kesultanan yang terbuat dari kayu jati.
Meriam, cermin permaisuri, alat musik, brankas, guci, lampu-lampu kristal terpajang dalam ruangan Istana Siak.
Bangunan ini terdiri dari dua lantai, bagi pelancong yang ingin melihat ruangan di lantai dua, dapat menaiki anak tangga melingkar yang terbuat dari besi yang sangat kokoh berbalut cat berwarna kuning.
Lantai dua terdapat kamar-kamar dengan koleksi barang-barang serta foto-foto bersejarah Kesultanan termasuk juga pakaian adat yang dulunya digunakan.
Beranjak ke bagian luar bangunan, terdapat sebuah bangkai kapal yang berada persis di belakang istana. Kapal ini bernama Kato yang menjadi alat transportasi Sultan berkunjung ke daerah-daerah kekuasaannya.
Ada juga Pos Opas atau disebut dengan Polisi Istana, yaitu sebuah bangunan yang berbentuk bulat dengan ukiran khas sebagai lokasi penjagaan Istana.
Akan lebih menarik lagi jika pelancong langsung berkunjung ke Istana Siak Sri Indrapura, melihat dan merasakan secara langsung nuansa Kesultanan yang dulunya pernah menyumbangkan tiga belas juta gulden kepada Pemerintahan Indonesia pada masa Ir. Soekarno.