Banyak orang ingin meraih kebahagiaan dalam hidupnya. Padahal pada hakikatnya, kebahagiaan sudah dia dapatkan. Kebahagiaan sudah ada di sekitarnya tetapi dia mungkin tidak (atau enggan) menyadarinya.
Hanya karena terlalu berambisi ingin meraih kebahagiaan yang berlimpah, sampai-sampai dia lupa bahwa dia telah mendapatkan banyak kebahagiaan. Sayangnya, dia lupa cara untuk mensyukurinya. Padahal, dengan banyak bersyukur, kebahagiaan yang dia dapatkan saya yakin akan semakin bertambah banyak.
BACA JUGA: Gus Mus: Bulan Ramadan sebagai Momentum untuk Berdialog dengan Diri Sendiri
Mungkin saat ini Anda sibuk mencari kebahagiaan. Tanpa disadari kebahagiaan sudah ada bersama Anda. Keluarga Anda, teman, Anda, aktivitas Anda adalah kebahagiaan yang sudah melekat dengan Anda. Mereka yang mencintai dan Anda cintai adalah kebahagiaan yang tidak perlu dicari lagi (hlm. 33)
Wahyu Raharjo dalam buku ini menjelaskan, dalam perjalanan waktu, manusia umumnya ingin mencari yang lebih banyak atau besar. Lebih banyak uang, lebih berkuasa, jabatan yang lebih tinggi, bahkan kebahagiaan yang lebih banyak. Berhati-hatilah! Pada saat Anda mencapai “lebih banyak”, bisa jadi melewatkan kebahagiaan yang sudah ada bersama Anda. Saat ini, hitunglah begitu banyaknya hal yang sudah Anda miliki, itu akan membantu untuk bisa menikmati keindahan hidup.
BACA JUGA: Ulasan Buku 'Islamku, Islammu, Islam Kita', Mengajak Akur dalam Keberagaman
Banyak orang yang mudah silau dengan kesuksesan orang lain. Misalnya, ketika melihat orang-orang yang berhasil mendapatkan pekerjaan bagus dengan gaji yang besar, dia ingin seperti mereka.
Sayangnya, sebagian orang hanya melihat yang tampak di depan mata saja tapi enggan mengetahui bahwa ada proses panjang dan berliku yang harus dilalui oleh orang-orang yang berhasil meraih kesuksesan.
Benar kiranya apa yang disamapikan oleh Wahyu Raharjo dalam buku ini, saat melihat semua orang sukses umumnya kita hanya melihat kondisi saat ini. Kehidupan mereka yang sudah bergelimang harta, sudah populer di bidangnya, punya banyak fans, dan lain sebagainya. Tapi ingat, bahwa banyak orang yang sukses dunia mengalami kondisi kritis dan tidak menyenangkan. Lalu, mengapa mereka bisa berhasil melewatinya?
BACA JUGA: 'Pride and Prejudice': Novel Klasik yang Tak Lapuk Dimakan Usia
Kuncinya adalah: daya tahan dan adaptasi terhadap kondisi apa pun. Kemampuan ini tidak diajarkan oleh sekolah mana pun tetapi dapat dipelajari dalam setiap peristiwa yang Anda hadapi. Pola asuh keluarga memang bisa membentuk anak menjadi tahan banting atau cengeng. Tapi tidak perlu menyalahkan orangtua jika memang Anda dibentuk menjadi tidak terlalu tahan menghadapi situasi pahit. Yang harus dilakukan adalah mulai mengambil tanggung jawab penuh dari masalah (sekecil apa pun) yang sedang dihadapi. Semakin menghindar terhadap masalah, semakin rapuh ketahanan mental Anda (hlm. 60).
Menarik sekali membaca buku “Buat Apa Sukses Kalau Nggak Happy?” karya Wahyu Raharjo yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (2015) ini. Dalam buku genre motivasi ini kita akan menemukan banyak pelajaran penting sebagai bekal meraih kesuksesan sekaligus kebahagiaan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS