Udah mau wisuda tapi masih jomlo juga? Itulah yang sedang dialami oleh Leia, seorang mahasiswi yang mempunyai tidak mau kalah dari sang kembaran. Ikuti kisah lika-liku hidup percintaan Leia dalam buku dengan judul yang unik berikut ini!
Identitas Buku
Judul Buku: Semester Tujuh Masih Jomlo (STMJ)
Penulis: Eve Natka
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 224 Halaman
BACA JUGA: Petuah Manis dari Syekh Said Nursi dalam Buku "Risalah Ikhlas dan Ukhuwah"
Sinopsis Cerita
Gara-gara sesumbar, Leia kalang kabut mencari cowok Batak untuk dikenalkan pada Opung yang mau datang dari Medan. Padahal semester tujuh ini jelas-jelas Lei masih jomlo. Kebetulan sekali, bos Lei di tempat magang itu sesuai daftar panjang kriteria calon suami versi Opung dan Bapak. Ganteng, baik, mengerti adat Batak pula. Kurang apa, coba? Apalagi, Alan tiba-tiba mengajaknya kencan. Jalan Lei untuk dapat calon tunangan semakin terbuka lebar.
Namun, ada saja batu sandungan dalam hubungan Lei dan Alan. Lei cuma bisa membagi masalahnya dengan Gomos, Rie, dan Liz. Juga dengan Joe, cowok yang sudah lama Lei suka dan sering memberi perhatian-perhatian kecil padanya. Yang terakhir ini membuat semua makin rumit. Duh, kenapa bukan Joe saja yang dilahirkan sebagai cowok Batak?
BACA JUGA: Ulasan Buku 'Life Purpose, Benarkah Ini Hidup yang Kuinginkan?'
Ulasan Buku
Kental dengan adat Batak, buku ini bercerita tentang seorang mahasiswi keturunan Batak yang harus bisa membawa pasangan atau pacar di acara wisudanya lantaran ia telah mengumumkan kepada Opung (panggilan yang ditujukan untuk orangtua dari ayah atau ibu kita atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kakek dan nenek) bahwa ia telah memiliki kekasih.
Hal ini dilakukan oleh Leia karena ia tidak mau kalah dengan sang kembaran, yakni Rachel. Mereka berdua memang kembar, tapi sayangnya Rachel di mata Leia terlalu sempurna dan tidak ada mirip-miripnya dengan dirinya.
Berbagai budaya batak mulai dari panggilan khusus, keturunan, dan berbagai istilah-istilah lainnya cukup banyak digunakan dalam cerita ini. Hal ini tentu merupakan hal baru bagiku. Cukup menarik, walaupun tidak semuanya bisa aku pahami, terlebih dengan berbagai istilah untuk menyebut marga.
Isu tentang rasa insecure juga diangkat dalam cerita ini. Leia sering merasa dirinya sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan saudara kembarnya. Ia sering merasa kurang cantik, kurang pandai, dan kurang menarik. Hal ini membuatnya merasa harus selalu lebih unggul dari sang kembaran, mulai dari memiliki pasangan sampai pendidikan.
Teman-teman Leia yang samas-sama tinggal di Pegasus juga memiliki karakter yang unik dan menarik. Mereka bisa memberikan nasihat yang baik untuk Leia ketika ia merasa minder dan ingin unggul dari sang kembaran.
Berbicara tentang alur, cerita ini lumayan cepat dan sat set. Keterlibatan Alan, bos tempat Leia magang, seakan hanya singgah sebentar. Tapi aku suka dengan sikap Joe di akhir yang seakan menegaskan bahwa dirinya serius dengan Leia, dimulai dengan mendekati orang tua Leia secara perlahan.
Secara keseluruhan, cerita ini cukup menarik, unik, dan cukup realistis. Pasti banyak yang merasa khawatir seperti Leia ketika sudah memasuki semester tua, sebentar lagi wisuda, beban pikiran banyak, ditambah lagi dengan tuntutan keluarga untuk mengenalkan calon pasangan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS