Siapa yang tidak mengenal Mark Zuckerberg? Dia adalah seorang tokoh ternama yang kisah hidupnya begitu menginspirasi dan memotivasi siapa saja, khususnya bagi kaum muda, agar jangan lelah mengejar impian.
Impian yang sebenarnya bermula dari hobi, akhirnya mengantarkan Mark menjadi salah satu tokoh sukses yang diperbincangkan banyak orang di berbagai belahan dunia ini.
Di zaman digital seperti sekarang, siapa yang tidak mengenal dan menggunakan Facebook? Media sosial satu ini ternyata pendirinya adalah Mark Zuckerberg. Sosok pria yang menjadi miliarder di usianya yang masih terbilang muda.
BACA JUGA: Pelajaran Kehidupan dari Buku 'My Not So Perfect Life'
Dalam buku karya Irma El-Mira terbitan Checklist (Yogyakarta, 2018) ini dungkap kisah hidup Mark bersama anggota keluarganya yang berasal dari kalangan berada. Ayah Mark adalah seorang dokter gigi. Sementara ibunya, seorang psikiater tapi kemudian memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.
Keputusan ibu Mark muncul setelah ia menangani banyak pasien dan mengetahui banyaknya gangguan yang bisa saja dialami oleh psikis manusia. Ia tidak ingin anak-anaknya mengalami hal yang sama seperti pasien-pasiennya.
Dalam buku bersampul biru cerah ini dikisahkan, kegemaran Mark akan komputer sudah ada sejak dini, dimulai saat ia menduduki kelas enam sekolah dasar. Ia diberi kesempatan untuk memiliki sebuah komputer oleh ayahnya sebagai hadiah. Ya, kegemaran Mark terhadap komputer tidak terlepas dari sang ayah yang ternyata seorang maniak perangkat komputer pula.
BACA JUGA: Ulasan Buku Secangkir Kopi Bully, Bahaya Bullying dalam Kehidupan
Ketika duduk di bangku sekolah menengah, Mark mulai belajar merakit dan menyusun program komputer dengan lebih serius. Setelah diracuni komputer dan buku-buku pemrograman oleh ayahnya, ia langsung tertarik. Bahkan bercita-cita membuat programnya sendiri. Itulah yang menyebabkan ia menghabiskan begitu banyak waktu di depan komputer—entah untuk melihat-lihat jenis aplikasi ataupun bermain game. Kegiatan tersebut juga ia jadikan penelitian, untuk menentukan program seperti apa yang ingin diciptakannya. Ternyata ia sangat tertarik pada program-program yang berkaitan dengan dunia komunikasi dan game (hlm. 5-6).
Matematika, teknologi, dan komputer adalah bidang-bidang yang ditekuninya. Ia lebih sering bergelut dengan komputernya dibandingkan jalan ke sana kemari, bermain, atau nongkrong bersama anak-anak lainnya (hlm. 9).
Kisah Mark Zuckerberg dalam buku ini menurut saya sangat inspiratif dan bisa dijadikan motivasi atau pelecut semangat bagi kaum muda agar jangan pernah lelah dan menyerah menggapai impian. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS