Karya kedua dari S. Mara Gd yang aku baca ini berjudul 'Misteri Alat Pembuka Amplop'. Dari segi judul saja sudah membuat penasaran. Simak ulasannya berikut ini.
Identitas Buku
Judul Buku: Misteri Alat Pembuka Amplop
Penulis: S. Mara Gd
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 424 Halaman
Sinopsis Cerita
"Alat pembuka amplop?" Gozali berpendapat itu adalah senjata yang aneh, apalagi setelah ternyata satu-satunya sidik jari yang ditemukan pada alat itu adalah sidik jari korban sendiri padahal korban mati akibat tikaman lehernya dari belakang! Mana ada orang yang bunuh diri dengan menikam lehernya sendiri dari belakang?
Ulasan Buku
Karya kedua dari S. Mara Gd yang aku baca ini terbit pertama kali pada tahun 1991, hampir 33 tahun yang lalu, lebih tua dari usiaku sekarang. Namun, sifat dan watak manusia apalagi yang berhubungan dengan dendam sepertinya tidak pernah berubah bahkan sejak beberapa abad yang lalu.
Kali ini, penulis mengangkat tema tentang pembalasan dendam atas dosa masa lalu yang dilakukan oleh salah satu orang tua seorang anak.
Luana merupakan anak yang lahir dari hasil hubungan antara Iksan Prayogo dan Hartini 25 tahun yang lalu. Ternyata Iksan Prayogo telah memiliki istri saat berhubungan dengan Hartini, alhasil sang istri sah mendamprat Hartini dan menyuruhnya untuk meninggalkan Iksan Prayogo.
Singkat cerita, Hartini meninggal karena kanker dan akhirnya memberikan sebuah surat kepada Luana yang mengungkapkan bahwa ayahnya ternyata tidak meninggal seperti apa yang ia katakan selama ini.
Luana pun mencari sosok sang ayah dan akhirnya tinggal bersama ayah dan keluarga ayahnya di sebuah rumah mewah. Namun, kehadiran Luana yang tiba-tiba tentu tidak disambut baik oleh keluarga ayahnya, apalagi nyonya Iksan Prayogo merasa sakit hati setiap kali memandang wajah Luana yang mirip ibunya.
Cerita ini ditulis tidak kalah serunya dari buku pertama S. Mara Gd yang aku baca. Meski memiliki tebal hingga lebih 400 halaman, aku tetap bisa menyelesaikannya dalam dua hari!
Kali ini pembaca akan diajak ikut pusing bersama Kepala Polisi Kosasih dan Gozali untuk mengungkap siapa pelaku dan membuktikan alibi setiap orang. Pelaku sebenarnya baru diungkap menjelang akhir cerita.
Dari cover versi lama, sebenarnya sudah bisa ditebak siapa pelakunya, tapi tetap saja isi cerita dan alibi setiap tokoh membuat mereka seperti memiliki motif tersendiri untuk menjadi pelaku.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS