Sebuah trofi tercipta tentu tidak lepas dari tangan para pengrajin yang telaten. Begitu pula dengan terciptanya trofi Piala Asia atau AFC Asian Cup.
Sejak Piala Asia pertama kali digelar pada tahun 1956, trofi AFC Asian Cup sudah ada dua desain berbeda. Desain pertama trofi Piala Asia berbentuk mangkok dengan alas melingkar, dengan memiliki tinggi 42 centimeter (cm) dan berat 15 kilogram (kg).
Trofi Piala Asia pertama ini digunakan pada tahun 1956 sampai 2015. Artinya desain pertama trofi AFC Asian Cup ini sudah ada di 16 edisi berbeda.
Kemudian pada 5 Mei 2018, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) merilis desain trofi terbaru, dan mulai digunakan edisi ke-17 pada 2019 di Uni Emirat Arab. Trofi Piala Asia terbaru itu diresmikan oleh Presiden AFC, Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa dan mantan pemain timnas Uni Emirat Arab, Zuhair Bakheet, di Burj Khalifa.
"Sejak 1956 kami telah memiliki trofi yang sama dan sesuai dengan masa depan kompetisi yang baru dan menarik, AFC memutuskan untuk membuat sebuah trofi baru, yang menggambarkan kegembiraan dan drama turnamen yang akan datang," kata Presiden AFC, Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa, dikutip dari laman resmi AFC, Minggu (21/1/2024).
Pembuatan desain trofi Piala Asia terbaru ini dipercayakan kepada Thomas Lyte, sebuah perusahaan terkenal di dunia asal Inggris yang khusus membuat medali dan trofi ajang olahraga.
"AFC telah mempercayai Thomas Lyte untuk semua desain trofi kami sejak tahun 1997, dan saya senang melihat hubungan ini berkembang dengan trofi luar biasa ini, yang sesuai dengan permata puncak kompetisi AFC," ujar Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa.
Kevin Baker selaku CEO dan pendiri Thomas Lyte, merasa terhormat karena dipercaya oleh AFC untuk merancang dan membuat trofi Piala Asia.
"Kami merasa terhormat dapat merancang dan membuat trofi yang begitu penting dalam dunia olahraga dan sepak bola," ujar Kevin Baker.
Untuk membuat trofi Piala Asia terbaru, dibutuhkan 15 kilogram Sterling Silver Hallmarked (bahan gabungan 92,5 persen perak dan 7,5 persen logam). Proses pembuatannya sendiri harus memakan waktu lebih dari 450 jam, termasuk 230 jam memalu lembaran perak datar.
Tak hanya itu saja, proses pembuatannya harus melewati tangan 12 pengrajin yang berbeda guna memastikan kualitas terbaik. Berkat jari-jari para pengrajin yang piawai tersebut, jadilah sebuah trofi yang memiliki desain berdasarkan bunga teratai, dengan tinggi 78 cm dan lebar 42 cm.
"Trofi baru ini menggambarkan lima wilayah AFC yang terjalin secara organik dalam harmoni dan kompetisi," ujar Kevin Baker menjelaskan filosofi desain trofi terbaru Piala Asia.
Adapun, timnas Qatar menjadi tim pertama yang mengangkat trofi terbaru tersebut setelah di pertandingan final Piala Asia 2019 mengalahkan Jepang dengan skor 3-1.
Tahun ini, Piala Asia 2023 yang digelar di Qatar pada 2024 tengah berlangsung. Siapakah tim kedua mengangkat trofi yang dibuat dengan indah oleh Thomas Lyte? Tunggu saat final Piala Asia 2023 pada 10 Februari 2024 mendatang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.