Review Film Setengah Hati, Drama Komedi Politik di Tahun Politik 2024!

Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Review Film Setengah Hati, Drama Komedi Politik di Tahun Politik 2024!
Film Setengah Hati (Instagram/@filmsetengahhati)

Film Indonesia terbaru, "Setengah Hati," yang sudah tayang di bioskop sejak 25 Januari 2024, rupanya menawarkan cerita menarik, menggelitik, dan ‘komedik’. Filmnya dibintangi oleh Yusuf Mahardika, Tissa Biani, dan lain-lain.

Film ini disutradarai oleh Hasto Broto, yang sebelumnya telah mengarahkan film-film seperti "Kasinem Is Coming" (2018), "Inem Pelayan Seksi New" (2019), dan "Kejar Mimpi Gaspol!" (2023).

Film Setengah Hati menghadirkan narasi mengharukan seputar perjuangan seorang pemuda bernama Ganes, diperankan oleh Yusuf Mahardika. Dengan cita-cita tinggi, Ganes berjuang keras untuk melanjutkan pendidikannya, namun harus menghadapi kenyataan kesulitan finansial.

Demi membayar biaya kuliah, Ganes memutuskan bekerja di percetakan kaos milik Surya (Rachman Avri). Cerita bercabang ketika Astri (Tissa Biani) muncul, dirinya ingin mencetak kaos kampanye pamannya, Gilang (Bedu), yang mencalonkan diri sebagai camat.

Tanpa Ganes sadari, Surya dan Gilang memiliki sejarah konflik yang belum terselesaikan, yang memicu perseteruan di tempat kerja. Meski terjebak dalam pusaran konflik tersebut, Ganes setuju mencetak kaos Astri karena kebutuhan finansial.

Review Film Setengah Hati

Film ini bikin aku dan banyak penonton di bioskop, tertawa terpingkal-pingkal, melalui kekuatan komedinya yang luwes dan relevan di tahun politik saat ini.

Sentuhan humor yang berkaitan dengan kampanye politik kayak menyentil situasi politik tahun pemilu 2024, kendatipun dalam filmnya itu berkisah tentang pemilihan camat. 

Keberhasilan ini jelas tercermin dari reaksi diriku yang hampir selalu tertawa (yang nggak memaksa diri untuk tertawa). Tentunya, hal demikian menciptakan pengalaman hiburan yang menyenangkan.

Para pemeran dalam film ini juga berhasil menyelami karakter mereka dengan cukup baik, ya, mereka memberikan penampilan yang memikat.

Meskipun demikian, dari aspek pembagian pemeran, terdapat kekurangan karena terfokus pada ‘beberapa kelompok’ tanpa momen scene perjumpaan yang memadai di antara mereka.

Hal ini menjadi titik yang disayangkan karena seandainya ada scene ‘masing-masing kelompok/ kubu” bersatu dalam satu scene/ pertemuan, kayaknya filmnya bakal lebih gokil dan menghibur penonton. 

Meskipun demikian, fokus film ini terlihat kayak masih agak kabur terkait pesan yang ingin disampaikan. Meskipun mengangkat tema drama dan komedi politik, esensi film ini agak kurang jelas dalam menyampaikan pesan tertentu. Entahlah, mungkin aku yang agak kurang peka menangkap esensinya.

Dalam hal chemistry antara dua pemeran utama (Yusuf Mahardika dan Tissa Biani) kritik sedikit muncul, menurutku adegan mereka dalam beberapa scene terasa kurang mendalam. Meskipun begitu, kualitas penampilan mereka tetap cukup baik.

Dengan demikian, aku hanya bisa kasih skor: 7/10, film ini jelas lucu dan menghibur, jauh dari kata buruk, dan tentunya berhasil memberikan pengalaman hiburan yang solid. Hanya saja, masih ada ruang untuk perbaikan. Kendatipun begitu, aku tetap menanti sekuelnya, jika ada. Ups.

Buat kalian yang masih ragu menonton film ini, sebaiknya jangan pikir panjang lagi karena komedi film ini sangat menghibur. Serius! Selamat menonton, ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak