Film horor Korea terbaru, "Exhuma," baru tayang 28 Februari di bioskop tertentu di Indonesia, dan berhasil mendekap penonton ke dalam alur cerita yang sarat misteri dan ketegangan. Disutradarai oleh Jang Jae-hyun, film ini sukses menjadi sorotan sejak World Premiere di Festival Film Internasional Berlin ke-74 pada 16 Februari 2024. Dibintangi oleh sejumlah bintang ternama seperti Choi Min-sik, Kim Go-eun, Yoo Hae-jin, dan Lee Do-hyun, "Exhuma" menghadirkan perpaduan horor dengan akting yang menarik.
Kisahnya menyoroti keluarga kaya di Los Angeles yang dilanda insiden supernatural. Selepas itu, Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Bong-gil (Lee Do-hyun), dipanggil untuk melindungi bayi keluarga tersebut.
Hwa-rim pada akhirnya mengidentifikasi kehadiran jahat leluhur keluarga dari sebuah kuburan, dikenal sebagai 'Grave's Calling'. Untuk menenangkan roh leluhur tersebut, Hwa-rim pun meminta bantuan ‘geomancer’ Sang-deok (Choi Min-sik) dan ‘undertaker’ Yeong-geun (Yoo Hae-jin) untuk menggali kuburan yang letaknya ternyata sangat terpencil di sebuah bukti. Singkat cerita, penggalian makam justru melepaskan kekuatan jahat yang terkubur di bawahnya.
Ulasan:
Dalam film "Exhuma", terdapat penggambaran ritual perdukunan Korea. Ritual ini melibatkan karakter Sang-Deok, seorang ‘geomancer’ atau ahli Feng Shui yang diperankan oleh Choi Min-sik, dan asistennya Young-Geun, diperankan oleh Yoo Hae-jin. Ritual ini mencakup penggunaan mantra dan tata cara perdukunan yang kompleks. Penggambaran ritual dalam film terlihat detail dan realistis, menampilkan momen-momen yang memancarkan nuansa mistis.
Ritual perdukunan tersebut menjadi elemen penting dalam plot, karena membantu mengungkap misteri yang melibatkan keluarga leluhur. Dengan fokus pada ritual ini, film berhasil menciptakan atmosfer horor yang kuat dan memikat penonton dengan atmosfer supernatural yang menakutkan.
Dalam horor yang menampilkan ritual dengan minim penampakan setan atau malah nggak sama sekali, seringkali ketegangannya tercipta melalui atmosfer misteriusnya. Scene yang menggambarkan kelamnya ritual dengan detail, menciptakan suasana mencekam. Lebih-lebih dengan elemen pencahayaan yang redup, suara-suara aneh, dan simbol-simbol membingungkan, itu bikin penonton bingung sekaligus ngeri. Antisipasi terhadap konsekuensi dari ritual itu menjadi pemicu ketakutan, mengundang penonton untuk bersama-sama merasakan kegugupan dan kekhawatiran karakter.
Lebih lanjut, fokus pada kekuatan gaib dan hubungannya dengan dunia roh membentuk dimensi horor yang intens. Ritual bukan sekadar seremoni, melainkan pintu menuju kengerian nggak terlihat yang dilepaskan, sehingga menciptakan ketidakpastian yang melibatkan penonton secara psikologis.
Dengan mengeksplorasi ketakutan dalam imajinasi dan memusatkan perhatian pada kengerian tanpa harus mengekspos visual setan, film ini mampu menciptakan ketegangan yang merayap.
Ya, "Exhuma" berhasil menciptakan suasana horor yang menarik melalui penyajian misteri dan ketegangan yang berlapis. Penggalian kuburan terkutuk, yang mana, itu memberikan dimensi horor yang kental. Sinematografi film yang menggambarkan lokasi kuburan terpencil dengan detail, berhasil memperkuat elemen horor dalam visualnya. Harus kuakui, "Exhuma” memang menghadirkan ketidakpastian, kejutan, dan menciptakan rasa ketegangan yang berangsur-angsur membangun hingga puncaknya.
Dengan durasi 134 menit, "Exhuma" menggambarkan horor yang nggak hanya bersandar pada elemen visual, tetapi juga pada ketegangan psikologis yang terbangun sepanjang cerita. Atmosfer yang gelap, ritual perdukunan, dan misteri leluhur keluarga menyatu menjadi pengalaman menonton yang mendalam dan mencekam. Maka skor dariku: 8,5/10. Pokoknya mantap jiwa dan selamat menonton!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.