Ulasan Novel The Devil in Black Jeans, Asmara Gila Drummer Ganteng

Ayu Nabila | Rie Kusuma
Ulasan Novel The Devil in Black Jeans, Asmara Gila Drummer Ganteng
Cover novel The Devil in Black Jeans (Goodreads)

Novel The Devil in Black Jeans merupakan karya dari aliaZalea yang diterbitkan pertama kali oleh Gramedia Pustaka Utama di bulan Februari 2013.

Cerita dalam novel ini diawali dengan tokoh Johan Brawijaya atau Jo, yang mendapat wasiat untuk bertanggung jawab menjaga adik tirinya, Blu, setelah sang ayah meninggal dunia dalam kecelakaan.

Poppy, ibunda Blu, mengambil Cuisine Diploma di Le Cordon Bleu, Paris selama sembilan bulan. Jadilah, Jo yang mengurus semua kebutuhan Blu selama ibunya belum kembali.

Blu adalah penyanyi opera yang ngetop di Indonesia dan masih berusia 15 tahun. Sama halnya dengan Jo—yang tak kalah terkenal sampai disebut drummer terganteng se-Indonesia—Blu juga bernaung di bawah manajemen artis MRAM milik Revelino Darby, penyanyi R&B yang mempekerjakan Jo sebagai drummer-nya.

Kehidupan sosial Jo yang kemudian hilang, jadwalnya yang berantakan, ditambah persiapan konser tunggal Blu, membuat Jo memutuskan mencari Personal Assistant (PA) untuk membantunya mengurusi keperluan Blu.

Dara yang berpengalaman sebagai PA selama bertahun-tahun, lalu mendapatkan pekerjaan tersebut setelah lolos dalam sesi wawancara. Panji, tunangan Dara yang tidak menyukai jenis pekerjaan yang selama ini dilakoni Dara, marah besar begitu mengetahui Dara bekerja untuk Blu. 

Panji yang egois, selalu terobsesi mengatur hidup Dara, kerap mencoba mencetak Dara menjadi istri yang diinginkannya (Hal. 41), memutuskan menunda rencana pernikahan dan memilih hiatus dalam hubungan mereka.

Meskipun demikian, Dara tetap pada pendiriannya. Dia menikmati pekerjaannya sebagai asisten pribadi Blu, walau Jo yang overprotektif terhadap adik tirinya kerap bersilang pendapat dengan Dara.

Dara bahkan pernah dipecat karena merahasiakan acara pesta tahun baru yang dihadiri Blu, meskipun atas seizin Poppy, ibunda Blu. Namun, gadis itu kembali dipekerjakan setelah Jo meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi dan melipatgandakan gaji Dara.

Dari momen meminta maaf itulah, kemudian mulai tumbuh ketertarikan di antara keduanya. Hal yang berusaha diingkari Dara karena teringat dirinya yang telah bertunangan. Tapi, Jo yang atraktif membuat Dara suatu kali, akhirnya, membalas ciuman Jo.

Membaca novel ini saya jadi tahu banyak tentang profesi seorang Personal Assistant yang oleh penulis digambarkan dengan sangat detail. Juga tentang dunia hiburan yang menjanjikan tapi tak selalu seindah yang ditampakkan.

Saya agak kecewa di bagian konser Blu, yang sepanjang novel ini merupakan fokus utama cerita (selain persoalan Jo-Dara) dan menjadi momen penting yang melibatkan banyak orang dalam manajemen MRAM, tapi malah tidak ada.

Hanya terdapat adegan sebelum Blu konser dan setelah konser selesai. Padahal saya  menunggu saat Blu menyanyi, pilihan lagu-lagu operanya apa saja, bagaimana atmosfer panggung, dan reaksi crowd-nya terhadap anak ABG yang jago nyanyi opera.  Namun, ternyata hal tersebut tidak ditampilkan.

Konflik cerita cukup rumit dan agak berbelit-belit menyangkut hubungan antara Jo dan Dara yang terlibat perselingkuhan. Lalu tentang Dara yang berkeras tetap melanjutkan rencana pernikahan dengan Panji, meskipun dia sadar tak akan bahagia dengan lelaki yang tak membiarkannya menjadi dirinya sendiri.

Saya harus memperingatkan bahwa novel ini tidak untuk kalian yang di bawah usia 18++. Adegan romantisme di dalamnya meski tipis-tipis, tetapi terdapat satu adegan ranjang yang sebaiknya tidak dibaca kalian yang belum cukup umur.

Kalau ada tokoh yang bikin saya jengkel, itu sudah pasti itu Panji dan Dara. Panji, karena dia egois, arogan, suka merendahkan orang, dan sok ngatur. Dara, karena terlalu menoleransi sikap Panji, keras kepala, dan denial terhadap perasaannya pada Jo.

Saya cukup menikmati membaca novel ini karena gaya bahasanya juga ringan, riset penulis memuaskan, ending lumayan berhasil. Namun, saya agak kurang srek dengan pemilihan Judul ‘The Devil in the Black Jeans’.

Menurut saya, Jo sangat jauh dari ‘devil’. Dia cuma care dan overprotektif sama adik tirinya. Walaupun kadang ngeselin, keras kepala, tapi Jo pribadi yang humble, charming, suka kerapihan dan kebersihan. Pokoknya idaman selain juga gantengnya nggak ketulungan.

Namun, tentu saja saya pun tahu bahwa judul yang eye catching itu penting untuk menarik perhatian pembaca dan sepertinya berhasil, karena terbukti saya jadi membaca novel ini.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak