Mengenal Jenis Puisi dan Prosa dalam Buku 'Gerbang Sastra Indonesia Klasik'

Hayuning Ratri Hapsari | Fathorrozi 🖊️
Mengenal Jenis Puisi dan Prosa dalam Buku 'Gerbang Sastra Indonesia Klasik'
Buku Gerbang Sastra Indonesia Klasik (Dok.Pribadi/Fathorrozi)

Salah satu upaya terbaik mengenal suatu bangsa adalah mengenali karya sastranya. Di dalam karya sastra termuat informasi tentang alam pikiran, sifat, tradisi, sejarah, dan kemampuan suatu bangsa.

Sejak lama, karya sastra Indonesia klasik tidak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia, namun juga masyarakat internasional.

Sangat banyak karya sastra Indonesia klasik yang masih hidup sampai sekarang dan terus dinikmati serta dipelajari oleh masyarakat internasional, seperti, seni pertunjukan, acara adat, maupun salinan naskah.

Buku Gerbang Sastra Indonesia Klasik ini menjelaskan definisi sastra dan sastra Indonesia, menguraikan periode kesusastraan Indonesia, juga membahas mengenai jenis-jenis puisi Indonesia klasik dan prosa Indonesia klasik.

Kesusastraan Indonesia tercatat telah ada sejak sebelum abad Masehi. Tercatat pada abad keempat sebelum Masehi atau sekitar empat ratus tahun sebelum Masehi telah ada karya sastra Indonesia klasik dalam bentuk sastra lisan atau sastra yang disampaikan dari mulut ke mulut.

Untung Yuwono selaku penulis buku ini mencatat periode kesusastraan Indonesia terbagi menjadi tiga periode. Periode pertama disebut kesusastraan Indonesia klasik, yaitu kesusastraan purba sejak sebelum abad Masehi hingga tahun 1500/1600-an, dan kesusastraan masa peralihan Hindu-Islam pada tahun 1500/1600 sampai tahun 1800-an.

Periode kedua disebut kesusastraan pra-Indonesia modern. Dan ketiga adalah kesusastraan Indonesia modern yang terdiri dari lima angkatan; kesusastraan masa Balai Pustaka (Angkatan '20), masa Pujangga Baru (Angkatan '33), masa Angkatan '45 dan '50, masa Angkatan '66, dan kesusastraan Indonesia kontemporer.

Selain itu, buku ini juga membahas mengenai jenis-jenis puisi Indonesia klasik dan prosa Indonesia klasik. Jenis puisi klasik, yaitu mantra, bidal, pantun, seloka, gurindam, dan syair. Sedangkan jenis prosa Indonesia klasik adalah cerita rakyat, epos India dan wayang, cerita panji, sastra Islam, dan cerita berbingkai.

Mantra merupakan jenis puisi Indonesia klasik. Ia adalah kata-kata yang digunakan oleh pawang untuk mengobati orang sakit, memulai masa tanam, dan keperluan lain. Mantra diturunkan secara turun-temurun oleh pawang kepada anak cucunya.

Bidal, yaitu kalimat singkat yang mengandung pengertian, sindiran atau kiasan. Bidal ini terbagi dalam beberapa jenis, yaitu peribahasa, pepatah, perumpamaan, tamsil, ibarat, dan pemeo.

Sementara pantun merupakan puisi rakyat yang dinyanyikan. Seloka adalah pantun yang bersajak sama. Gurindam yaitu puisi nasihat. Sedangkan syair ialah jenis puisi lama yang berakar dari kesusastraan Arab-Persia.

Sedangkan jenis prosa Indonesia klasik adalah cerita rakyat atau disebut juga dongeng. Cerita rakyat yang mulanya disampaikan dari mulut ke mulut ini dibagi menjadi empat jenis, yakni cerita asal-usul, cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita pelipur lara.

Epos India dan wayang, seperti epos (cerita kepahlawanan) Mahabharata dan Ramayana. Pada perkembangan berikutnya, sastra epos Mahabharata dan Ramayana dipentaskan dalam pertunjukan wayang.

Buku ini dikemas dalam bahasa dan materi yang mudah dipahami, dan bermanfaat untuk meningkatkan motivasi bagi pembaca dalam mengapresiasi sastra Indonesia klasik. Selamat membaca!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak