Ulasan Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, Kisah Haru Perjuangan Keadilan

Hayuning Ratri Hapsari | Rosetiara Sahara
Ulasan Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, Kisah Haru Perjuangan Keadilan
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (IMDb)

"Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" adalah sebuah film thriller neo-western yang disutradarai oleh Mouly Surya. Berlatar di pedalaman Sumba, film ini mengisahkan perjalanan Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang hidup sendiri di sebuah rumah terpencil setelah kematian suaminya.

Sinopsis

Cerita dimulai dengan kedatangan seorang kepala perampok bernama Markus (Egi Fedly) ke rumah Marlina. Ia memperingatkan akan ada sekelompok perampok lain yang datang malam nanti untuk merampas hewan ternak dan uang Marlina. Bahkan, dengan kejinya, Markus berkata, jika masih ada waktu, mereka juga akan merebut kehormatan Marlina.

Pada malam harinya sekelompok perampok itu datang dan mulai mengangkut hewan-hewan ternak milik Marlina. Marlina, yang tampak tenang dan patuh, berusaha mencari cara untuk melindungi dirinya.

Dia menyiapkan sup ayam yang dicampur dengan racun dan menyajikannya kepada para perampok .Para perampok pun keracunan, kecuali Markus yang saat itu tengah tertidur pulas di kamar.

Marlina yang bermaksud membangunkan Markus untuk memakan sup ayam beracun yang sudah ia sajikan, malah mendapat perlakuan tak senonoh dari Markus yang mencoba melecehkannya. Dalam situasi tersebut, Marlina mengambil kesempatan untuk melawan balik dan berhasil memenggal kepala Markus dengan parang.

Setelah insiden mengerikan itu, Marlina memutuskan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejahatan yang menimpanya, sambil menenteng kepala Markus.

Di perjalanan, ia bertemu dengan Novi (Dea Panendra), seorang wanita hamil yang sedang mencari suaminya. Novi mendukung keputusan Marlina dan ikut dalam perjalanan tersebut.

Namun, sesampainya di kantor polisi, Marlina menghadapi sikap ketidakpedulian dari polisi, mereka berkata bahwa kasus Marlina membutuhkan banyak waktu agar bisa diproses. Mereka menunjukkan sikap yang tidak responsif, mengabaikan urgensi dan penderitaan yang dialami Marlina.

Akhirnya, Marlina pun terpaksa melupakan kasus yang ia alami dan memutuskan kembali ke rumah bersama Novi, konflik pun mencapai puncaknya. Sisa anggota geng Markus datang untuk membalas dendam, memaksa Marlina untuk bertarung habis-habisan demi melindungi dirinya dan Novi.

Dalam klimaks yang menegangkan, Marlina menunjukkan keberanian dan ketangguhannya sebagai seorang perempuan yang tidak akan menyerah begitu saja.

Ulasan Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

"Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak" adalah sebuah film yang kuat dan menggugah, menyajikan kisah memperjuangkan keadilan dengan latar belakang indah savana Sumba.

Menurut saya, salah satu yang spesial dari film ini adalah sinematografinya. Pemandangan padang savana Sumba yang luas dan sepi ditangkap dengan sangat indah oleh sinematografer Yunus Pasolang.

Penggunaan warna, pencahayaan alami, dan komposisi visual yang simetris memberikan kesan epik dalam menciptakan suasana yang tepat untuk setiap babak dalam cerita.

Marsha Timothy memberikan penampilan yang luar biasa sebagai Marlina, seorang perempuan yang berbicara lebih banyak melalui tindakannya daripada kata-katanya.

Ekspresi wajahnya dan cara ia membawa karakter Marlina membuat kita sebagai penonton merasakan setiap emosi dan penderitaannya. Chemistry antara Marsha Timothy dan Dea Panendra juga sangat kuat, menambah kedalaman pada hubungan karakter mereka.

Film ini mengeksplorasi tema-tema, seperti kekerasan terhadap wanita, ketidakadilan, dan perjuangan untuk keadilan. Marlina bukan hanya seorang korban, tetapi juga simbol perlawanan dan pemberdayaan wanita.

Narasi yang dibagi dalam empat babak memberikan struktur yang unik dan memungkinkan penonton untuk memahami perkembangan karakter dan cerita dengan lebih baik.

"Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" juga menyampaikan kritik sosial yang tajam terhadap sistem hukum dan masyarakat yang patriarkal.

Ketidakpedulian polisi dan perlakuan mereka terhadap Marlina mencerminkan realitas yang sering dialami oleh banyak wanita yang menjadi korban kekerasan. Film ini menekankan pentingnya pemberdayaan wanita dan perjuangan untuk hak dan keadilan.

Secara keseluruhan, "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" adalah film yang sangat layak ditonton. Mouly Surya berhasil menghadirkan sebuah karya yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menggugah secara emosional.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak