Setiap manusia tentu memiliki masa lalu, entah masa lalu yang menyenangkan, menyedihkan atau bahkan penuh penyesalan. Tak dapat dipungkiri, hal-hal yang telah kita alami hanya bisa diterima dan menjadi pelajaran ke depannya.
Namun, ada yang unik dalam buku milik Toshikazu Kawaguchi. Novel berjudul 'Funiculi Funicula: Before The Coffee Gets Cold' ini nyatanya mengisahkan tentang adanya sebuah cafe di gang kecil Tokyo bernama Funiculi Funicula. Cafe tersebut menyediakan jasa bagi para pengunjung yang ingin kembali ke masa lalu.
Menariknya, kopi panas yang disajikan nantinya menjadi waktu 'emas' bagi mereka yang sedang kembali ke masa lalu.
Pengunjung juga harus mengetahui bahwa adanya aturan ketat untuk secepatnya kembali ke masa kini sebelum kopi itu menjadi dingin. Jika tidak, mereka akan terjebak dalam masa lalu dan tak dapat kembali seumur hidup.
Novel berjumlah 223 halaman itu menyajikan empat bab dengan karakter serta kisah yang berbeda. Pada cerita pertama mengisahkan tentang sepasang kekasih bernama Goro dan Fumiko yang memutuskan kembali ke masa lalu untuk memperbaiki hubungan mereka.
Lalu, pada bab kedua menceritakan tentang kisah sepasang suami istri bernama Kotake dan Fusagi yang sangat mengharukan. Sang istri sekaligus seorang perawat, Kotake kembali ke masa lalu karena ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang sakit Alzheimer.
Selanjutnya pada bab ketiga, para pembaca disuguhkan dengan kisah Hirai dan Kumi, yakni kakak beradik yang sudah tak pernah komunikasi lagi semenjak adanya selisih paham dalam keluarga mereka.
Pada bab terakhir, yakni cerita keempat mengisahkan tentang istri dari pemilik cafe Funiculi Funicula dan sang anak yang tak pernah ia kenal dan temui sebelumnya. Kisah ini cukup mengharukan para pembaca.
Dalam novel Funiculi Funicula series pertama ini, keteguhan pada setiap karakter yang diceritakan pun turut diapresiasi.
Sebab, walau aturan yang diberikan cafe Funiculi Funicula terbilang sangat banyak dan rumit, hal tersebut tak menjadi penghalang bagi mereka yang kekeh pendirian demi bertemu dengan orang-orang tersayangnya kembali.
Dari keempat cerita yang disajikan, bab kedua merupakan cerita yang paling mengesankan bagi saya. Bab berjudul 'Suami-Istri' ini mengisahkan tentang perjuangan sekaligus kesetiaan seorang istri bernama Kotake yang senantiasa menemani sang suami, Fusagi yang telah lama mengidap penyakit Alzheimer.
Alur cerita semakin pedih saat mengetahui bahwa suaminya mulai hilang ingatan dan melupakan posisi sang istri. Belum lagi, para pembaca disuguhkan isi surat lampau yang ditulis oleh Fusagi sebelum dirinya hilang ingatan. Kisah ceritanya benar-benar menguras air mata.
Sejumlah kisah heartwarming yang disajikan dalam buku ini tentu sangat direkomendasikan untuk mengisi akhir pekanmu, lho.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.