Api yang Melayang merupakan kumpulan cerita misteri karya dari Anisa Widiyarti. Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Kalil ini berisi 16 cerita pendek, yang akan mengasah imajinasi anak-anak dengan misteri yang harus dipecahkan para tokohnya.
Seperti di awal cerita berjudul Surat Kaleng (Hal. 1-9). Dikisahkan bahwa Noni kerap menemukan surat kaleng yang ditujukan untuknya di laci mejanya di kelas. Surat itu selalu menggunakan huruf kapital dengan tinta berwarna merah.
Surat kaleng tersebut berisi kata-kata yang menuduh Noni tidak mengerjakan tugas kerajinannya sendiri. Di surat yang lain dituliskan, bahwa si pelaku tahu jika Noni mencontek saat ulangan sejarah dan tahu ketika Noni memberi contekan di ulangan matematika.
Randi, teman sekelas Noni, yang ikut membaca surat kaleng tersebut berusaha membantu Noni untuk mencari tahu siapa pelakunya. Noni sangat kaget ketika Randi menyebutkan satu nama yang sangat dikenal Noni.
Siapakah dia? Apa tujuan si penulis surat kaleng itu sebenarnya?
Di lain cerita yang juga menjadi judul buku ini, Api yang Melayang (Hal. 60-67). Diceritakan tentang api misterius yang dilihat Hendi, saat ia hendak membuang sampah pada malam hari.
Setitik api yang melayang tersebut berasal dari rumah kosong dekat tempat sampah besar. Bona yang mendengar cerita Hendi bermaksud menyelidiki api misterius tersebut. Namun keduanya temannya, Hendi dan Bagus, ketakutan karena berpikir api tersebut berasal dari hantu.
Apakah Bona berhasil melanjutkan rencananya? Bagaimana dengan bahaya yang mungkin terjadi, karena Bona dan kedua temannya tak memberitahu orang dewasa tentang niat penyelidikannya?
Selain kedua cerita tersebut, beberapa judul lainnya dalam buku ini adalah: Perubahan Fina, Handphone Fira, Bertemu Don, Misteri Lampu Menyala, Suara yang Menyeramkan, Tanda Panah Palsu, dan masih banyak lagi.
Bahasa yang digunakan dalam kumpulan cerita Api yang Melayang sangat ringan dan mudah dimengerti untuk anak-anak. Kisah-kisah yang disajikan di dalamnya juga mengajak para pembaca cilik untuk ikut memecahkan setiap misteri.
Penulis cukup jeli dengan mengangkat hal-hal sederhana yang bisa dialami anak-anak di kehidupan sehari-hari sebagai tema cerita. Seperti tentang handphone yang hilang, tugas puisi yang dicontek, baju yang tertukar, penggaris yang hilang, dan lain sebagainya.
Namun, ada satu yang menjadi ganjalan saya, yaitu pada kisah berjudul Mitos Baju Hijau (Hal. 90-97). Tak seperti kisah-kisah lainnya, cerita tentang pantangan memakai baju hijau di bagian pantai selatan ini (Pantai Teleng Ria) menurut saya ‘misteri’nya tidak sejalan dengan yang lainnya.
Tapi, tetap ada hikmah yang bisa diambil dalam cerita Mitos Baju Hijau, yaitu untuk menghormati aturan tertentu yang ditetapkan suatu daerah dan jangan menantang/sombong jika berada di wilayah yang baru kita datangi.
Selain dari itu, buku Api yang Melayang akan sangat cocok sebagai bacaan untuk anak-anak usia sekolah dasar dan remaja. Tapi, tak menjadi pantangan loh, jika orang dewasa pun ingin membacanya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS