Review Film Patah Hati yang Kupilih: Konflik Cinta Beda Agama yang Menyentuh Hati

M. Reza Sulaiman | Ryan Farizzal
Review Film Patah Hati yang Kupilih: Konflik Cinta Beda Agama yang Menyentuh Hati
Poster film Patah Hati yang Kupilih (IMDb)

Patah Hati yang Kupilih merupakan drama romantis Indonesia yang disutradarai oleh Danial Rifki, diproduksi oleh MD Pictures, dan dibintangi oleh Prilly Latuconsina sebagai Alya serta Bryan Domani sebagai Ben. Film ini mengangkat tema cinta beda agama yang penuh konflik emosional, menyoroti perjuangan antara perasaan dan realitas keyakinan serta restu keluarga.

Dengan durasi 109 menit dan rating 13+, film ini cocok untuk penonton remaja dan dewasa yang menyukai cerita romansa realistis.

Tayang perdana pada 24 Desember 2025, film ini menjadi pilihan menarik untuk liburan akhir tahun, mengajak kita merenung tentang arti cinta dewasa yang tidak selalu berakhir bahagia.

Kisah Cinta Alya dan Ben yang Terhalang Perbedaan Keyakinan

Salah satu adegan di film Patah Hati yang Kupilih (Instagram/sinemaku_pictures)
Salah satu adegan di film Patah Hati yang Kupilih (Instagram/sinemaku_pictures)

Sinopsis cerita berpusat pada Alya, seorang gadis Muslim yang penuh semangat dan lembut, yang menjalin hubungan asmara dengan Ben, seorang pria dengan latar belakang agama yang berbeda.

Mereka saling mencintai secara tulus, tetapi hubungan ini dihadang oleh tembok tinggi berupa perbedaan keyakinan yang tidak bisa dipaksakan.

Di awal, romansa mereka manis dan penuh harapan, tetapi seiring berjalannya waktu, konflik muncul dari keluarga, masyarakat, dan pertanyaan internal tentang masa depan. Alya dan Ben harus memilih antara bertahan dalam cinta atau melepaskan demi menghormati perbedaan.

Cerita ini bukan sekadar kisah klise romansa beda agama, melainkan eksplorasi mendalam tentang keberanian memilih hidup yang realistis, termasuk peran Alya sebagai mama tunggal yang berjuang. Tanpa spoiler berlebih, film ini menyajikan akhir yang emosional, mengajarkan bahwa cinta sejati terkadang berarti saling menghargai perjalanan masing-masing.

Review Film Patah Hati yang Kupilih

Salah satu adegan di film Patah Hati yang Kupilih (Instagram/sinemaku_pictures)
Salah satu adegan di film Patah Hati yang Kupilih (Instagram/sinemaku_pictures)

Dari segi narasi, Patah Hati yang Kupilih berhasil menukik ke ranah personal, membuat saya dan penonton lain merasakan lika-liku emosi para tokoh. Sutradara Danial Rifki pintar dalam menyusun alur yang lembut namun penuh konflik, dengan dialog-dialog yang realistis dan menyentuh hati. Tema utama tentang pergulatan cinta dan keyakinan disajikan secara sensitif, tanpa memihak satu sisi, sehingga memicu diskusi setelah menonton.

Akting para pemain menjadi kekuatan utama. Prilly Latuconsina sebagai Alya tampil memukau, menunjukkan kedalaman emosi dari seorang wanita yang tegar tapi rapuh. Chemistry-nya dengan Bryan Domani terasa alami, membuat adegan romansa terasa autentik dan membuat terharu. Bryan Domani berhasil memerankan Ben sebagai pria dewasa yang bijak, meskipun dihadapkan pada pilihan yang sulit.

Film ini relevan dengan isu sosial di Indonesia, tempat pernikahan beda agama sering menjadi topik yang sensitif. Film ini mengajarkan tentang menghormati perbedaan tanpa kehilangan esensi cinta, serta keberanian untuk melepaskan demi kebahagiaan jangka panjang.

Untuk jadwal tayang di bioskop Indonesia, film ini mulai diputar pada 24 Desember 2025 di seluruh jaringan seperti Cinema XXI, CGV, dan Cinepolis. Penjualan tiket advance dimulai pada 19 Desember 2025. Untuk jadwal lengkap per kota, kunjungi situs resmi bioskop atau aplikasi seperti TIX ID.

Secara keseluruhan, Patah Hati yang Kupilih adalah film yang menyentuh, dengan nilai produksi yang tinggi dan pesan yang mendalam.

Rating pribadi: 8/10

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak