Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Pada kuncup bunga kemuning
Kudapati atma yang terus mengintai
Di balik kelopak-kelopak yang mulai menguning
Ada isyarat yang tak mampu disampaikan oleh hati
Bukan karena mati!
Namun tempatnya tak lagi sama
Yang ada hanya sunyi
Berselimut sepi dalam asa
Bunga kemuning di semester akhir
Berbaur bersama rindangnya detik-detik kebersamaan
Kala ikrar turut terucap
Mengambil andil di dedua musim persahabatan
Nyatanya kemuningku layu
Seakan lesu oleh kabar yang terhitung jari
Menembus kegundahan relung jiwa
Hati yang kecewa tak lagi terpungkiri
Setidaknya hadirlah pada kuncup terakhir si bunga kemuning
Semerbaknya menyemai dalam aksara sendu
Selalu larut dalam kisah yang terkenang
Sungguh rindu masih melekat erat hingga sanubari
Terimalah
Rindu dari Kemuning
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Ulasan Novel Petjah: Benang Takdir yang Membuka Luka di Masa Lalu
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Ronde Keempat Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Isyarat Kecurangan Tim Tuan Rumah
-
Sukses Lancar Rezeki: Nama Penuh Doa, Lirik Humor dan Musik yang Mendobrak!
-
8+4+5 Program Ekonomi 2025: Strategi Baru Pemerintah Pulihkan Perekonomian