Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Ary
Ilustrasi pohon. (Pixabay/danfador)

Tidak ada lampu, ditempati menunggu

Gelap, di bawah pohon randu

Duduk di atas batu, di depan daganganku

Cobek batu, tak satupun yang laku

Orang lalu lalang, tidak menghiraukanku

Apa mungkin di rumahnya sudah ada cobek batu?

Ahhh ... Itu bukan urusanku

Aku hanya ingin cobek batu ini laku

Sejenak aku membatu, menyerupai daganganku

Meratapi hidup, apakah adil bagiku?

Ahhh... Mengapa aku menggerutu

Sedangkan cobek batu menunggu untuk laku

Hidup tidak untuk diratapi, itu kata Ibu

Tidak terjadi sekaligus, itulah mengapa ada waktu

Esok sudah menunggu, mungkin saatnya laku

Sekarang aku pulang, cinta dan buah cinta menunggu

Ary

Tag