Ilustrasi pohon. (Pixabay/danfador)
Tidak ada lampu, ditempati menunggu
Gelap, di bawah pohon randu
Duduk di atas batu, di depan daganganku
Cobek batu, tak satupun yang laku
Orang lalu lalang, tidak menghiraukanku
Apa mungkin di rumahnya sudah ada cobek batu?
Ahhh ... Itu bukan urusanku
Aku hanya ingin cobek batu ini laku
Sejenak aku membatu, menyerupai daganganku
Meratapi hidup, apakah adil bagiku?
Ahhh... Mengapa aku menggerutu
Sedangkan cobek batu menunggu untuk laku
Hidup tidak untuk diratapi, itu kata Ibu
Tidak terjadi sekaligus, itulah mengapa ada waktu
Esok sudah menunggu, mungkin saatnya laku
Sekarang aku pulang, cinta dan buah cinta menunggu
Tag
Baca Juga
-
Memperingati Hari Asteroid Dunia, Sejarah dan Pesan Penting bagi Manusia
-
Fakta Unik Paus sperma, Kotorannya Biasa Digunakan untuk Sistem Pertahanan Diri
-
Ilmuwan: Prediksi Meleset, Ternyata Es di Antartika Mencair Lebih Cepat
-
Mengagumkan, 11 Bukti Paus Orca Memiliki Kecerdasan yang Luar Biasa
-
Miliaran Kepiting Salju Hilang dari Habitatnya, Ini Penjelasan Ilmuwan
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya