Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Christof
Ilustrasi Perantau (nappy/Pexels)

Memang bukan cita-cita jadi pengelana

Dari negeri seberang kurajut asa

Menguak roda hidup tak bisa diterka

Memutar takdir yang tak bisa diraba

Menggelegak sendiri tanpa sanak saudara

Tak akan mati walau ditinggal keluarga

Saat kampung halaman nun jauh di sana

Seperti berjuta mil dari pandangan mata

Lebih baik bertarung daripada ratapi nestapa

Baik begerak dan berupaya tanpa perlu berbanyak kata

Nyalakan sisa api-api semangat jiwa

Membakar hati yang ingin berdaya

Bermodal tekad bulat yang berkobar menyala

Sungguh tak sudi ingin meminta minta

Apalagi rendahkan diri menjual iba

Beranikan diri matangkan upaya

Tak mau jumawa tak ingin tepuk dada

Jatuh bangun makin lama terbiasa

Menantang diri kubangun selaksa mimpi

Melawan sepi bermodal nyali

Di atas kaki dan tangan sendiri ingin berdikari

Selembar rupiah dari keringat sendiri

Tentu akan jauh lebih terpuji

Pasang surut tak bisa dihindari

Jalan terjal berdaki yakin dilewati

Caci maki jadikanlah jamu brotowali

Lihatlah disana indahnya telaga sudah menanti

Dihias kilau cahaya sang pelangi

Yang tersenyum dalam  warna warni

Sajikan nikmat yang penuh arti

Bukankah peluh dan lelah itu hanya penguji

Bagi pribadi yang ingin mandiri

Saat  tangis dan tawa menjadi pengisi

Perjalanan hidup yang yang kelak kausyukuri

Jejak-jejak tapak kaki sang pejalan kaki

Hiasi hidup dari Sang Pemberi

Bukankah keindahan bukan melulu soal materi

Tapi kebermaknaan dan kualitas diri  

Karena proses yang ingin dicari

Kelak semua akan genap dan menjadi hakiki

- Nata Christofa, Juli 2021 - 

Christof