Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Syamsuddin
Ilustrasi Waktu. (pexels.com)

Sepotong Waktu

Dalam hidup, sebuah misteri namun pasti adalah tentang waktu

Ia akan terus berlalu dengan tanpa ragu-ragu

Berputar tanpa berpikir dan tak mau tahu

Di dalam hukum waktu setiap kisah pasti berlalu

Hari ini, esok akan jadi kemarin yang lalu

Tentang waktu adalah cerita di dalam lingkaran angka-angka

Pada deretan angka adalah selipan kisah dengan ragam rasa: suka, luka, dan juga duka, serta berbagai kadang kala

Andai saja bisa, ingin ku potong waktu lalu berhenti pada angka-angka terindah: penuh tawa, penuh cita, dan juga cinta

Di Penghujung Waktu

Di penghujung waktu tib-tiba aku terjatuh pada sosok yang baru

Di kala luka mengemuka dan berkuasa di amarah murka

Di saat duka derita terbuka oleh sebuah kata pisah sebab kasta

Aku terlalu daif untuk melawan kuasa dan juga tahta

Kau pun terlalu naif untuk menolak cita dan juga harta

Kita memang tak sama

Kita sama sekali berbeda

Untuk itu tak bisa bersama

Memaksakan kehendak akan jadi bedebah

Biarkan kita menjadi cerita dan kata-kata

Biarkan cerita menjadi potongan-potongan peristiwa

Entah indah entah tidak, itu terserah saja

Kau juga telah pergi dengan yang setara

Aku juga telah terjatuh pula, jatuh cinta

Waktu Berlalu

Selamat tinggal cerita

Kau selamanya tersimpan dalam kotak rahasia

Yang mungkin tak kan terbuka sebab kuncinya telah kau bawa

Maka biarkan saja pergi yang sudah-sudah

Aku tidak ingin berharap dengan rentetan semoga

Juga tidak ingin menengadah ke atas dengan untaian doa - doa

Sebab sadar memang demikianlah garis - garis cerita

Ia tak pernah bisa dicegah bila waktunya pun tiba

Syamsuddin