Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Sam Edy Yuswanto
Buku 'Solusi Kehidupan' (DocPribadi/samedy)

Hakikatnya, berbagai kejadian yang kita alami sehari-hari, baik itu kejadian manis maupun pahit, menyimpan hikmah atau pelajaran berharga yang bisa kita petik. Dari hikmah tersebut diharapkan kita dapat lebih bersikap bijaksana dalam menyikapi kehidupan ini. 

Buku kumpulan esai beragam tema berjudul Solusi Kehidupan (Memaknai Hidup dengan Hikmah) karya Harlis Kurniawan ini menarik direnungi hikmah-hikmahnya. Salah satu esai yang menarik diambil hikmahnya berjudul Cahaya. Membahas tentang apa yang kita lakukan saat tiba-tiba mati lampu. Biasanya, hanya ada dua benda yang dicari saat mati lampu: senter atau lilin. Lampu senter digunakan untuk mencari lilin dan korek api, sedangkan lilin dipakai untuk penerangan sementara di dalam rumah.

Ternyata, jika semakin jauh benda yang disorot cahaya lampu senter, maka cahaya yang diterima benda itu pun kurang terang dan agak pudar. Akan tetapi, jika benda yang disorot sangat dekat, maka cahayanya sangat terang dan tak pudar. Sementara jika cahaya lilin dinyalakan, ia hanya menerangi tempat yang berada di dekatnya saja. Sedangkan tempat yang agak jauh dari cahaya lilin tampak temaram, bahkan ada yang masih gelap gulita.

Hikmah yang dapat dipetik dari fenomena di atas adalah bahwa barang siapa mendekati sumber cahaya, maka ia akan terbebas dari kegelapan dan akan berada dalam suasana terang benderang. Sebaliknya, barang siapa menjauhi sumber cahaya, maka ia akan masuk ke dalam kegelapan dan jauh dari suasana yang terang benderang.

Begitu juga hubungan kita dengan Allah. Barang siapa mendekati Allah dengan berupaya mencintai-Nya; menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, maka ia akan berada dalam kehidupan bahagia dan sehat. Sebaliknya, barang siapa menjauhi Allah dengan tersu-menerus melanggar larangan-Nya, ia akan masuk ke dalam kehidupan sengsara dan sakit (Solusi Kehidupan, halaman 29-30). 

Esai berikutnya yang menyelipkan hikmah berjudul Handphone. Secanggih apa pun handphone tetap tak berguna jika baterainya tak ada. Karena sesungguhnya yang menghidupkan handphone adalah energi yang terkandung di dalam baterai, bukan fitur-fitur canggih dalam handphone tersebut. Sebagus apapun baterai tetap tak akan bisa menghidupkan handphone jika tak mengandung energi di dalamnya. Pasalnya, baterai hanya terisi energi jika sudah dihubungkan dengan sumber energi melalui charger. Sumber energi inilah pusat kehidupan dan kekuatan sebenarnya.

Begitu juga manusia. Sehebat apa pun otak manusia tetap tak akan bermanfaat jika hatinya tak ada. Karena sesungguhnya yang menghidupkan fitur-fitur canggih di tubuh manusia adalah energi yang ada di dalam hatinya, bukan kecanggihan fitur-fitur tersebut. Sebagus apa pun hati tetap tak akan bisa menghidupkan handphone jika tak mengandung energi di dalamnya. Pasalnya, hati hanya terisi energi jika sudah dihubungkan dengan Sumber Energi melalui zikir. Sumber energi inilah pusat kehidupan dan kekuatan sebenarnya (Solusi Kehidupan, halaman 63). 

Buku Solusi Kehidupan (Memaknai Hidup dengan Hikmah) terbitan Quanta (2015) ini dikemas dengan gaya bahasa ringan, santai, dan mengalir. Sehingga mudah dipahami dan renungi oleh para pembaca dari berbagai kalangan. Selamat membaca dan menyelami hikmahnya.

*** 

Sam Edy Yuswanto