Usia adalah rahasia Ilahi. Tak ada yang tahu kapan batas usia seseorang. Tugas kita adalah berusaha mempersiapkan kematian dengan cara yang indah, atau kalau dalam bahasa agama dikenal dengan sebutan kematian ‘khusnul khatimah’. Kematian yang berakhir dengan cara yang baik atau sedang dalam melakukan kebaikan.
Kematian adalah sesuatu yang niscaya atau pasti terjadi pada makhluk yang memiliki nyawa seperti manusia. Tak ada manusia satu pun di dunia ini yang bakal terbebas atau melarikan diri dari kematian.
Ada keterangan yang bisa kita renungi bersama dalam “Buku Lengkap Mengurus Jenazah” karya Syukur Abdul Waid, M.Ag. Dalam ayat Al-Qur’an, Surat an-Nisaa’: 78 diterangkan, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...”.
Ketika ada orang yang meninggal dunia, misalnya tetangga, teman, atau kerabat, biasanya kita akan melakukan takziah kepada keluarga si mayit. Takziah termasuk ke dalam bentuk ibadah yang memiliki sederet tujuan, antara lain menghibur keluarga yang ditinggalkan oleh si mayit, menghormati mayit untuk yang terakhir kalinya, dan lain sebagainya.
Yang dimaksud penghormatan terakhir (pada mayit) adalah sebagai berikut: Pertama, mendoakannya dengan penuh ikhlas sebelum dan sesudah dimakamkan. Kedua, mengiringinya ke tempat peristirahatan terakhir (pemakaman) dengan penuh keikhlasan. Ketiga, memaafkan semua kesalahannya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja (halaman 26).
Hal penting yang mestinya dipahami saat hendak bertakziah adalah memerhatikan etika atau adabnya. Dalam “Buku Lengkap Mengurus Jenazah” dijelaskan sederet etika atau adab saat bertakziah. Salah satunya yakni disunnahkan memakai pakaian berwarna putih. Dalam konteks takziah, pakaian putih bukan semata-mata budaya Arab, tetapi pakaian putih menampakkan seseorang yang sederhana, tidak mencolok.
Jika tidak memiliki pakaian putih, maka sebaiknya berpakaian sopan. Yang dimaksud berpakaian sopan bukan hanya cara berpakaian yang rapi, tetapi pakaian yang tidak menonjolkan harga pakaian yang terlalu mahal. Oleh karena itu, kenakan pakaian yang sederhana, tak terlalu mahal. Ingat, orang yang akan ditemui ketika takziah adalah orang-orang yang sedang berduka cita (halaman 31).
Etika takziah berikutnya yang dijelaskan dalam buku ini yakni memberi sumbangan kepada keluarga almarhum (untuk meringankan beban keluarganya), ikut melakukan shalat jenazah dengan ikhlas dan khusyuk, jangan bercanda saat berada di kediaman almarhum, dan lain-lain. Semoga ulasan buku ini bermanfaat.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku "Bila Mampu, Menikahlah! Bila Tidak, Berpuasalah!"
-
'Para Penjaga Terakhir Bung Karno', Kisah Pejuang yang Nyaris Terlupakan
-
Ulasan Buku Reclaim Your Heart, Jadikan Shalat sebagai Kebutuhan Hidup
-
Ulasan Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah: Menyembuhkan Luka
-
Seediq Bale II: Meskipun Pasti Kalah, Para Seediq Tetap Kobarkan Perlawanan
Ulasan
-
Tradisi Perempuan Jepang di Tahun 1930-an di Novel The Makioka Sisters
-
Depot Mie Sahadja Malang: Hangatnya Cita Rasa dan Kenangan Rumah Nenek
-
Ulasan Buku Granny Loves to Dance: Saat Nenek Tercinta Terkena Alzheimer
-
Ulasan Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut, Cerita Mistis Dukun Sadis!
-
Mengejar Cinta Halal: Ketika Perasaan dan Takdir Tidak Berjalan Seiring
Terkini
-
Sinopsis My Daughter is a Zombie Siap Segera Tayang, Brutal Tapi Kocak!
-
Keren! Rizky Pratama Riyanto Sabet 5 Kali Juara Lomba Video di Karawang
-
Menari Bersama Keberagaman: Seni Pembelajaran Diferensiasi di Kelas Modern
-
BRI Super League: Novan Setya Sasongko Ungkap Target dengan Madura United
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir